UNBK 2018 PENUH POLEMIK
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting kewibawaan sebuah negara didapatkan. Dengan pendidikan yang baik pastinya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten dalam bidangnya. Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan adanya para penerus generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu. Disinilah pendidikan sangat dibutuhkan untuk seluruh negara khususnya Indonesia, dan pendidikan adalah suatu hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia. Dari pendidikan seseorang akan belajar menjadi seorang yang berkarakter dan mempunyai ilmu pengetahuan yang bermanfa’at.
Dunia pendidikan sejatinya mendapat perhatian sepenuhnya dari pemerintah, baik pemerintahan pusat maupun daerah. Terlebih dalam masalah pemerataan pendidikan, baik dari segi manajemen, sistem, fasilitas, kualitas pendidikan dan lain sebagainya. Sebab sampai saat ini masih banyak sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang memadai dibanding dengan pendidikan kota, sehingga pendidikan di desa sulit untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan pendidikan kota. Maka sangat wajar jika lembaga pendidikan desa tidak siap untuk mengikuti program pemerintah secara bersamaan seperti Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ), sebab fasilitas komputer dan perangkatnya belum lengkap. Namun jika pemerintah ingin memaksakan harus melaksanakan UNBK, tentu harus dengan biaya yang sangat mahal.
Jika pemerintah benar-benar siap dengan dananya tidak menjadi masalah, namun yang sangat dikhawatirkan adalah ketika siswanya dibebani untuk membeli laptop dan perangkatnya. Bisa saja biaya untuk membeli laptop tersebut lebih mahal dari biaya sekolahnya. Bagi orang yang mampu memang tidak masalah, tetapi bagaimana dengan nasib siswa yang kurang mampu? Bisa kita bayangkan betapa sedihnya mereka ketika tidak mendapatkan solusi untuk dapat mengikuti pelaksanaan UNBK. Memang sejauh ini belum ada informasi tentang biaya pelaksanaan UNBK, bahkan pemerintah berencana untuk tidak memungut biaya UNBK, sehingga tidak menjadi alasan untuk tidak mengikuti UNBK tersebut.
Apalagi keberadaan UNBK saat ini di hadapan para siswa, menjadi hal yang sangat penting dalam meraih cita-citanya, terutama siswa yang ingin melanjtukan kepada pendidikan tinggi ternama yang menjadi pilihannya_sangat memerlukan perjuangan yang didasari dengan kesungguhan dan kemauan dari siswa Indonesia. Namun perjuangan berat siswa hendaknya didukung oleh Pemerintah, baik pemerintahan Pusat maupun daerah, terlebih kepada Sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan UNBK. Kemajuan tekhnologi yang terus berkembang memang menuntut, agar pendidikan negeri ini melaju kencang sama dengan kemajuan tekhnologi.
Kemudian pemerintah juga penting untuk mengawasi pelaksanaan UNBK di setiap sekolah, terlebih dalam pemungutan biaya atau pungli. Jika tidak diawasi dengan benar, maka bisa saja nanti terjadi lagi pemungutan biaya UNBK dengan beragam alasanya. Maka dalam masalah ini sangat berharap kepada pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan, agar benar-bebar mengawasi segala tindak tanduk oknum yang sangat merugikan bagi siswa, terlebih dalam masalah pungli yang sejatinya disapu bersih dari lembaga-lembaga Pemerintahan Republik Indonesia. Jangan sampai dengan pelaksanaan UNBK nantinya justru memperburuk citra positif pendidikan Indonesia zaman now, sehingga nilai terbaik pada pelaksanaan UNBK bisa benar-benar menjadi ukuran keberhasilannya selama belajar di bangku sekolah, terutama dalam masalah kejujuran. Semoga langkah pemerintah untuk melaksanakan program UNBK tahun ini berhasil dengan baik dan menghasilkan generasi bangsa yang jujur, cerdas dan amanah.
Banyak hal yang harus disiapkan oleh pemerintah untuk pelaksanaan UNBK yang pertama kali ini, pemerintah mesti benar-benar mempersiapkannya dengan matang. Dan sebagai seorang Guru, tentu sangat berharap dengan keberadaan UNBK ini mampu menghasilkan siswa yang cerdas dan jujur, sehingga Ujian yang dibuat secara nasional bisa mempengaruhi kecerdasan dan prilaku generasi bangsa ini kedepan dan lebih banyak lagi pemimpin yang menebarkan kejujuran-kejujuran.
Dalam Pelaksanaan UNBK dengan segala sistemnya, hendaknya bisa menjadi momen terpenting untuk pembentukan karakter, dengan sikap jujur dan adil pada diri sendiri, tentu hal ini akan menjadi aset terbesar dalam dunia pendidikan. dengan sikap jujur tentu akan melahirkan pemimpin yang jujur yang menjadi harapan bangsa ke depan. Pada saat berlangsungnya ujian, banyak sebenarnya yang kita ambil hikmah untuk dijadikan sebagai bahan dalam proses pembentukan karakter, seperti proses pendewasaan, semakin tinggi level siswa, maka akan semakin tinggi juga level soal yang disuguhkan.
Sejalan dengan itu, perkembangan dunia pendidikan yang semakin berkembang, menuntut agar seorang guru, terutama guru mestinya lebih mampu memahami kondisi dan kemampuan anak dalam proses belajar mengajar, sehingga tercapai sebuah pembelajaran yang seimbang, baik peningkatan prestasi siswa maupun peningkatan karakter anak. Dengan mengintegrasikan Pendidikan Agama Islam dengan baik, tentu akan menghasil peserta didik yang baik secara agama yang berujung kepada akhlak yang mulia. Keberadaan UNBK di Sekolah mestinya lebih mampu menguji kejujuran, namun sampai saat ini menunjukkan, justru masih kurang berpengaruh untuk pembentukan karakter anak, masih banyak terdapat kegagalan, sehingga tugas berat bagi guru untuk mencari metode yang tepat dalam melaksanakan ujian, sehingga ujian lebih bermarwah dan bisa menjadi ukuran kebaikan yang sebenarnya.
Pilgubsu 2018
Pilkada
serentak 2018 sudah diambang pintu, masyarakat Sumatera Utara kini tengah dalam
pengharapan yang begitu mendalam, agar Gubernur dan Wakil Gubernur yang
terpilih nantinya bisa melakukan gerakan pembaruan untuk kemajuan Sumut. Berdasarkan
pengalaman pada Pilkada masa lalu, kerap kali membawa janji-janji palsu yang
membuat masyarakat itu gundah gulana, kecewa. Namun kekecewaan itu, tidak bisa
menjadi solusi untuk memecahkan segudang persolan yang ada dalam suatu daerah.
Mungkin masyarakat Sumut masih memerlukan sosok pemimpin yang mampu menjadi
penampung sekaligus penyalur aspirasi rakyat, serta tidak memihak kepada
sebelah pihak.
Semoga
Pilgubsu kali ini bisa menjadi momen terpenting bagi masyarakat Sumut untuk
mewujudkan janji-janji penguasa yang sangat dirindukan oleh rakyat. Sumatra
Utara sebagai salah satu daerah yang terbesar di Indonesia memiliki banyak
penduduk yang beraneka ragam budaya dan adat istiadat. Bahkan Sumut juga
terkenal dengan masyarakat yang memiliki toleransi dan ke’arifan lokal yang
masih asli, belum dipengaruhi budaya asing. Karena itu, masyarakat Sumut sangat
memerlukan pemimpin yang benar-benar paham dengan kondisi kami, serta peduli aspirasi dari rakyatnya sendiri.
Masyarakat
harus peduli dengan program-program yang disuguhkan oleh Cagub dan Cawagub.
Jangan sampai memilih pemimpin karena popularitas saja, sebab bisa saja mereka
sengaja mengemas retorika yang cukup bagus, namun belum tentu benar. Pilgubsu 2018 akan menjadi momentum penting dalam merajut
keberlanjutan perjalanan Sumut kearah yang lebih baik dan benar. Sudah saatnya
masyarakat Sumut menjadi pemilih rasional, pemilih yang kritis dengan kesadaran
penuh terhadap pelaksanaan Pilgubsu yang akan akan menentukan nasib Sumut 5
tahun ke depan. Untuk menjadi pemilih yang kritis, rasional dan dengan
kesadaran penuh, minimal rakyat sebagai pemilih memiliki syarat, antara lain;
Jadilah diri sendiri, dengan kesadaran diri sendiri secara utuh, rakyat dengan
identitas diri yang kuat tidak mudah terombang-ambing oleh politik uang atau
prakmatisme apalagi hedonisme.
Fenomena yang terjadi pada pilkada serentak
2018, terutama Pilgubsu sejatinya tidak lagi meniru model yang sama di masa
lalu. Pilgubsu kali ini hendaknya bisa membangkitkan semangat juang warga Sumut
untuk menentukan pilihannya kepada pemimpin yang bijak, cerdas dan dekat dengan
rakyat. Masyarakat Sumut tidak boleh terpancing dengan isu-isu yang tidak
bermanfa'at terkait dengan pilgubsu 2018. Apalagi yang terkait dengan hak
suara, jangan sampai kita terikut- ikut kepada golput, sebab golput bisa saja
menguntungkan bagi paslon, namun merugikan diri sendiri karena hilangnya hak
suara. Menggunakan hak suara pada Pilgubsu 2018 merupakan bukti dari kepedulian
kita terhadap kemajuan Indonesia, terutama Sumut. Memang banyak hal yang
mengakibatkan seseorang itu golput, kadang karena kecewa, janji palsu dan
tumpuan harapan yang tidak sesuai dengan visi dan misi Paslon, namun bukan
berarti kita berhenti untuk berbuat. Dengan niat yang tulus dan ikhlas yang
disertai dengan kekokohan iman, semoga Pilgubsu 2018 menjadi momen terpenting
untuk menghasilkan para penguasa mampu mewujudkan kemajuan yang hakiki bukan
kemajuan semu.
Pendidikan Karakter Berbasis Adat Batak
Pendidikan
karakter pada batak mempunyai nilai-nilai karakter yang begitu berharga dalam
rangka membentuk karakter generasi bangsa ini. Pendidikan karakter adalah suatu
sistem yang terus berupaya untuk menanmkan nilai-nilai karakter di sekolah,
sehingga anak didiknya tidak hanya cerdas, namun memiliki karakter yang baik.
Salah satu esensi dari nilai-nilai karakter itu adalah kearifan lokal yang
sebenarnya sudah ada sejak dulu tertanam dalam hati setiap bangsa Indonesia.
Kearifan lokal merupakan ciri khas dan kebanggaan Indonesia yang memiliki beragam
banyak budaya dan tradisi. Bahkan kearifan lokal sebenarnya bisa dijadikan
sebagai pemersatu bangsa. Namun saat ini
nilai-nilai kearifan lokal sepertinya sudah mulai pudar karena derasnya arus
budaya asing yang sangat bertolak belakang dengan budaya dan tradisi asli
Indonesia.
Padahal
kearifan lokal Indonesia memiliki nilai-nilai karakter yang seharusnya
dijadikan sebagai rujukan pada sistem pendidikan di negeri ini. Kita contohkan
saja adat batak. Sampai saat ini orang batak dikenal memiliki rasa sosial yang
tinggi, walapun dari segi bahasa terlihat sedikit kasar, namun orang batak
memiliki prinsip kehidupan yang terbuka dan saling menghargai. Dalam bukunya
Muchlas samani (2012) disebutkan ada beberapa nilai-nilai karakter pada adat
batak. “ Pertama, Disi Tano nainganhon,
disi solup pinarsuhathon. Artinya, orang menerima beras menurut takaran
umum dimana ia tinggal. Orang wajib patuh pada hukum dan adat isitiadat di
daerah yang menjadi tempat tinggalnya”. Ajaran ini mengandung banyak nilai-nila
falsafah kehidupan, sehingga hampir di seluruh daerah di Indonesia memahami
bahwa dimana bumi di pijak disitu langit kita junjung.<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-7089517853818666", enable_page_level_ads: true }); </script>
SALIN CUPLIKAN KODE
Kedua, “ sada sangat tu ama, dua sangap tu ina”.
Artinya satu penghormatan untuk bapak, dua penghormatan untuk ibu. Masyarakat
batak sangat menghormati ibu karena ibu yang mengandung, menyusui dan mengasuh
si anak. Ketiga, Hotang hotari hotang
pulogos, gogoma mansari, nadangol do napogos. Artinya, berusahalah sekuat
tenaga karena kemiskinan itu identik dengan penderitaan. Orang harus kerja
keras agar berhasil tidak miskin dalam hidupnya. Keempaat, “Siani dijalo tusima ipaulak”. Artinya,
dari siapa sesuatu diterima, kepadanya pula harus dikembalikan. Ada budi ada
balas. Kelima, “ Tusi tamu mangalakka,
disima hamu dapotan”. Artinya, kemana kamu melangkah disitulah kamu
hendaknya mendapat rezeki. Optimis terhadap kebesaran Tuhan, rezeki dapat
diperloleh dimana-mana. Keenam, “
Pangkulingdo situan nadenggan”. Artinya, budi bahasa yang baik sangat
pentingg dalam bermasyarakat. Bahasa dan prilaku selalu terbawa dalam pergaulan
antar manusia, dan ini memengaruhi keberhasilan jalinan hubungan.
Pendidikan
karakter pada batak mempunyai nilai-nilai karakter yang begitu berharga dalam
rangka membentuk karakter generasi bangsa ini. Maka penting sekali untuk
menggali lebih dalam ilmu dan budaya yang telah diciptakan oleh para leluhur
batak. Termasuk dalam menghadapi gejolak yang terjadi di Negeri tercinta ini,
jangankan sesama warga Negara Indonesia, sesama orang batak saja sudah banyak
terjadi perselisihan. Ini pertanda bahwa rasa persaudaraan sudah semakin
menurun karena lebih mementingkan emosi dan hawa nafsu. Sungguh sangat disayangkan, Negara Indonesia
yang dikenal sebagai Negara yang berbudaya, sejatinya menjadikan kearifan
lokalnya sebagai ajang dalam membentuk pendidikan karakter. Bahkan tidak hanya
orang batak, hampir seluruh daerah di Indonesia ini punya kearifan lokal
masing-masing yang sudah tidak diragukan lagi nilai-nilainya, apapun budayanya,
semua menuju kemaslahatan kehidupan.
Menjadikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai rujukan
dalam pendidikan merupakan salah satu solusi yang paling tepat untuk kemajuan
pendidikan, sekaligus mendamaikan negeri tercinta ini. disamping adanya
kearifan lokal juga sesuai dengan Negara Kebhinnekaan yang memeiiki banyak
keberagaman tetapi tetap satu sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budaya
menegakkan kebenaran dan berkecimpung dalam dunia hukum merupakan dunia orang
batak sesuai dengan filosofinya patik dohot uhum. Hidup orang batak sejak jaman
purba banyak diukirkan dalam sejarah leluhur batak, bahwa mereka adalah orang
yang kerap memperjuangkan hak-hak asasi manusia, maka sangat wajar sekali,
kalau orang batak dikenal dengan ketegasan dan kepandaiannya dalam beretorika,
bahkan ada orang yang berpendapat batak adalah banyak taktik, karena selalu
menggunakan akal dan pikirannya untuk lebih baik menuju masa depan yang lebih
cerah.
Lebih dari
itu, jika kita lihat dari segi hukum, menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita
karena salah satu hukum yang masih berlaku sampai sekarang adalah hukum adat.
dan keberadaannya pun diakui, karena pada hakikatnya lebih mudah diterima
masyarakat dan telah banyak terbukti memiliki efek jera bagi para pelakunya,
karena hukum adat sesungguhnya terkait langsung dengan adat dan norma yang
masih berlaku pada masing-masing daerah. Maka dalam menghadapi gejolak yang
terjadi di Negeri tercinta ini, jangankan sesama warga Negara Indonesia, sesama
orang batak saja sudah banyak terjadi perselisihan. Ini pertanda bahwa rasa
persaudaraan sudah semakin menurun karena lebih mementingkan emosi dan hawa
nafsu. Sungguh sangat disayangkan,
Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang berbudaya, sejatinya
menjadikan kearifan lokal sebagai ajang untuk mempersatukan umat Islam. bukan
hanya orang batak, hampir seluruh daerah di Indonesia ini punya kearifan lokal
masing-masing yang sudah tidak diragukan lagi nilai-nilainya, apapun budayanya,
semua menuju kemaslahatan kehidupan. Maka dalam hal ini penting kiranya untuk
menjadikan kearifan lokal sebagai rujukan dalam pendidikan karakter, sebab
generasi bangsa Indonesia pada hakikatnya mencintai ke’arifan lokal sesuai
dengan daerahnya masing-masing.
Transparansi Pengawasan Praktek Pungli
“Pungli merupakan
satu kejahatan para pejabat, apa jadinya jika perbuatan jahat dipelihara dalam
dunia pendidikan pungli masuk ke dunia pendidikan, baru untuk memberantasnya secara transparans
termasuk dengan Kesiapan Satgas Saber Pungli”
Pernah ada dalam
pikiran saya, bahwa segala sesuatu yang berurusan dengan administrasi
pemerintahan, mesti dengan uang, baru
urusan bisa diselesaikan.Tetapi setelah mendengar ada kebijakan pemerintah
untuk memberantas pungutan-pungutan yang tidak tercantum dalam pajak bumi dan
bangunan, mulai timbul keraguan. Seiring dengan berjalannya masa ke masa, mulai
saya sadar, bahwa di setiap lingkungan
kita, ternyata banyak yang melakukan praktek-praktek pungli yang dilarang
Pemerintah.
Tak perlu
disebut, apa-apa saja bentuk-bentuk pungli
di sekitar kita. Namun, yang paling penting dipertanyakan. Kenapa pungli
bertahan begitu lama? Jika pungli diberantas, apakah ada pengaruhnya terhadap
pendapatan penduduk, masyarakat, Ormas dan Pemerintah. Menurut hemat penulis,
Pungli itu bisa bertahan karena sama-sama punya kepentingan disana. Saat pelaku
pungli menagih bayaran, orang yang dimintai pungli pun, tidak keberatan, bahkan
terkadang menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya, karena sudah bisa menyogok
oknum petugas.
Bagi
kalangan menengah ke atas, pungutan-pungutan yang tak seberapa itu memang tidak
begitu berat bagi mereka, tetapi bisakah kita bayangkan, ketika orang miskin
dimintai pungli, dengan uang yang pas-pasan mesti menambah lagi pengeluaran,
karena Setiap penduduk baik kalangan bawah maupun elite pasti berurusan dengan
administrasi baik di kalangan swasta maupun pemerintah. Bekerja untuk mecari
kehidupan memang sesuatu yang sangat dianjurkan, tetapi tidak dengan jalan
pungli yang didalam nya terkandung ketidak ikhlasan. secara instant memang
terlihat menambah penghasilan tetapi tidak dengan keberkahan.
Jika
praktek-praktek pungli terus dibiarkan di negeri ini, maka dari waktu ke waktu,
keberkahan pun, akan terus lari dari hadapan kita. Negara yang maju adalah
negara yang melakukan transparansi dalam setiap program, tidak hanya diketahui
oleh kalangan sepihak. Sehubungan dengan itu, baru-baru ini pemerintah telah
mempersiapkan satuan penyeledikan Pungli di negeri kita ini. Trik jitu
Pemerintah untuk memberantas pungli di negeri tercinta ini, sudah mulai
bergerak cepat, melaui Menko Polhukam Wiranto mengumumkan pembentukan Satgas
Sapu bersih Pungutan liar, yang dibentuk berdasarkan peraturan Presiden
(Perpres no 87 tahun 2016).Program ini bertujuan untuk mengembalikan
kepercayaan publik dan meberikan keadilan dan kepastian hukum.
Perpres
atau Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang (pembentukan)
Satuan Tugas Sapu Bersih (Satgas Saber Pungli) antara lain disebutkan,
satas bertugas memberantas pungli tanpa batas waktu. Perpres yang sudah
ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo ini (20/10) juga menyebutkan bahwa
Satgas Saber Pungli bertugas menyelenggrakan fungsi intelijen, pencegahan,
penindakan, dan yustisi. Satgas juga diberi kewenangan untuk mencegah dan melaksanakan
operasi pemberantasan pungli, memeberi rekomendasi sanksi, mengevaluasi
pemberantasan pungli, dan melakukan operasi tangkap tangan (OTT).
Program
ini, mesti bergerak cepat dan sigap dalam memberantas pungli yang semakin
lihai, karena selalu menghantui kehidupan, terutama kalangan bawah. Namun,
harus tetap dengan penuh kesiapan yang matang berasal dari SDM yang benar-benar
terpercaya. Bergerak cepat bukan berarti tergesa-gesa, karena praktek pungli
menurut penulis, praktek pungli terkait dengan kepentingan seseorang yang
membutuhkan. Jadi butuh perjuangan keras untuk memberantasnya. Berdasarkan
masalah tersebut, Paling tidak ada 7 hal perlu dilakukan. Pertama, memberikan pemahaman terhadap masyarakat, bahwa praktek
pungli merupakan kelakuan buruk yang berakibat patal untuk kemajuan negara dan
masyarakat harus diyakinkan bahwa pungli itu sebenarnya sangat merugikan.
Kedua, melibatkan masyarakat untuk
mengatasi pungli, termasuk dalam memberantas serta pemberi laporan terkait
dengan praktek pungli. Ketiga,
Memberi sanksi kepada para pelaku Pungli yang bisa menjadi efek jera untuk yang
lainnya, karena sangat sulit sekali memberantas Pungli yang sudah membudaya.
Jika hanya diberi hukuman teguran saja, malahan akan menambah pungli-pungli
selanjutnya dengan berbagai dalih-dalih yang tidak jelas.
Keempat, Satgas Saber Pungli harus
berfungsi sebagai intelijen dengan melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN),
agar masyarakat benar-benar berhati-hati dalam praktek pungli. Kelima, Transparansi dalam pelayanan
semua sektor, dengan sistem pembayaran pajak yang serba online, sehingga tidak
ada dusta di antara kita. Di era globalisasi ini, lazimnyalah menggunakan IT
sebagai transaksi yang transparan. Keenam,
membuat tempat-tempat pengaduan pungli yang bisa dipercaya di berbagai sektor. Ketujuh, Membuat Laporan penggunaan
pajak secara transparan, dengan mengumumkannya, di tempat-tempat umum ataupun
di media massa maupun elektronik. Kedelapan,
Melakukan pengawasan yang ketat di tempat-tempat yang rawan dengan praktek
Pungli.
Penulis
tidak bermaksud untuk mengajari, apalagi menggurui, hanya sebagai saran untuk
kemajuan negeri tercinta ini. Masih banyak lagi teori-teori lain yang mungkin
lebih baik. Tetapi itu semua kembali kepada kita semua, terutama kesungguhan
dari Satgas Saber Pungli Indonesia. Satgas Saber pungli harus benar-benar adil
dan tegas terhadap praktek pungli. Lebih dari itu, sebagai warga negara, sudah
seharusnyalah kita mendukung gebrakan Pemerintahan ini karena solusi yang
ditawarkan saat ini, apabila berhasil, dampak positifnya akan sangat berpengaruh,
bukan hanya di perkotaan tetapi sampai ke desa.Semoga Programa ini cepat
digerakkan dan membuahkan hasil yang signifikan, sehingga berdampak bagi
kemajuan bangsa ini. Program ini juga diharapkan bisa sekaligus untuk membantu
KPK dalam mengatasi Korupsi, perkara
yang tidak ada henti-hentinya di Negeri
ini.
Meraih Hidup Berkah Dengan Zikrullah
mimbar jum'at: Tantomi Simamora
“ Wahai orang-orang yang
beriman. Ingatlah Kepada Allah SWT, dengan mengingat (namanya)
sebanyak-banyaknya, dan bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang”. ( Q.S
Al-Ahzab /33: 41).
`
Gema untuk
mengajak ummat dalam rangka berzikir atau mengingat Allah SWT merupakan satu
dorongan yang kuat untuk membangkitkan
semangat keislaman yang tinggi yang didasari dengan aqidah yang kokoh untuk berjihad
pada jalan Allah SWT. Sejatinya orang yang memiliki iman, hatinya akan bergetar
ketika mendengar kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah SWT. Zikir memiliki kekuatan
yang dahsyat yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak beriman, kekuatannya
mampu untuk mengubah prilaku yang buruk kepada yang lebih baik, bahkan kekuatan zikir juga mampu untuk
mengatasi segala persoalan yang sedang melanda pada diri manusia. firman Allah
dalam Al-Qur’an : “ Barang siapa mengingat Allah, maka Allah akan mengingatnya,
karena itu, Ingatlah kepada-Ku, nisaya Aku akan mengingat kalian”. ( Q.S
Al-Baqarah: 152).
Berzikir
kepada Allah SWT adalah bukti kecintaan kita kepada Allah yang maha kuasa,
dengan memperbanyak mengingat-Nya, maka Allah akan selalu mengingatnya, tentu
dengan segala perhatian yang penuh dengan kasih sayangnya Allah sebagai yang
maha cinta, kasih dan memiliki keagungan untuk memberi pertolongkan kepada
siapa pun yang Ia kehendaki. Zikir adalah sarana membangun cinta dengan Allah.
Apabila terjalin kemesraan dengan Allah SWT, karena hambanya selalu
mengingat-Nya, pada gilirannya akan mendapat perlindungan dari Allah SWT yang
berujung kepada keberkahan hidup.
Maka sebagai
orang yang beriman, teruslah untuk berzikir kepada Allah SWT dimanapun,
bagaimanapun keadaan kita, karena manusia tidak pernah luput dari pantauan dari
kekuasaan Allah SWT. Desiran kalimat takbir, tahmid dan tasbih yang tertancap
dan sudah mendarah daging dalam diri manusia, maka akan menjadi benteng
pertahanan yang kuat untuk menghadapi berbagai persoalan dunia yang kian
membelenggu saat ini. Apabila kita telah yakin dengan kekuatan zikir, maka kita
akan paham, bahwa manusia selaku hamba Allah SWT memiliki beban yang mutlaq,
hidup semata-mata hanya untuk mengingat Allah SWT.
Dengan
selalu berzikir kepada Allah SWT, ucapan manusia akan terus mengeluarkan
nama-nama Allah, sehingga dalam setiap hembusan nafasnya mengandung nilai-nilai
Islam, contohnya saja pada saat memulai pekerjaan dimulai dengan bismillah,
pada saat mendapat nikmat kita ucapkan alhamdulillah, pada saat orang lain
berdo’a untuk kebaikan, maka kita ucapkan Aamiin, pada saat bertemu diucapkan
salam dan lain sebagainya. Jadi dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang
mengandung nilai Islam, maka semua ucapan kita akan bernilai zikir, karena
selalu mengingat Allah SWT, sehingga semua aktifitas dalam kehidupan kita
bernilai ibadah. Tentu dengan aktifitas zikir yang berkesinambungan, akan
berbuah kehidupan yang penuh dengan keberkahan, karena Allah SWT akan terus
mengingat orang-orang yang mengingat-Nya. Dan dengan kekuatan zikir itu juga,
Ummat Islam akan menyatu, karena disatukan oleh aqidah yang kokoh, pada
akhirnya nanti, kekuatan zikir itu juga mampu untuk mengubah dunia, karena
setiap tindakan yang disertai dengan zikir kepada Allah SWT memiliki kekuatan
yang dahsyat, karena sudah bercampur dengan pengawasan dan kekuasaan Allah SWT.
Namun realitanya saat ini, sering kita terbuai,
dinina'boboin oleh keadaan yang tidak mendidik secara islami, sehingga sekali
kita sering menyia-nyiakan rahmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Masih
banyak orang yang belum melakukan dzikir dengan benar, bukti nyatanya ialah
bagaimana kualitas umat Islam di negeri yang mayoritas muslim ini. Indonesia
sebagai negara yang mayoritas muslim, lazimnya mampu memberi pengaruh positif
terhadap kemajuan negara
Adalah benar kata para mujahid, bahwa kemunduran umat Islam karena umatnya yang meninggalkan ajaran agama Islam. Bukan agama Islam yang menjadi masalah, tetapi karena justru kita yang meninggalkan Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita belum melakukan ibadah yang melibat ruh kita. Marilah kita kembali ke dalam ajaran Islam secara kaaffah, salah satunya dengan membumingkan zikir dalam setiap aktifitas kita sehari-hari.
Adalah benar kata para mujahid, bahwa kemunduran umat Islam karena umatnya yang meninggalkan ajaran agama Islam. Bukan agama Islam yang menjadi masalah, tetapi karena justru kita yang meninggalkan Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita belum melakukan ibadah yang melibat ruh kita. Marilah kita kembali ke dalam ajaran Islam secara kaaffah, salah satunya dengan membumingkan zikir dalam setiap aktifitas kita sehari-hari.
Apabila zikir terus terpatri dalam jiwa kita,
maka akan membawa kepada suasana yang nyaman, dan kenyamanan itu tidak ada
batasnya, sepanjang zikir menyertai hati kita, hati akan terus terjaga dari
segala penyimpangan prilaku yang tidak sesuai dengan fitrahnya manusia. Diantara bukti cinta manusia kepada Allah adalah
kemauannya yang tulus untuk selalu menghadirkan-Nya lewat ucapan (dzikir)
maupun lewat tindakan dengan mengikuti perintahNya. Firman Allah dalam
Al-Qur’an: “Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. (QS.
Al-Ra’d : 28). Tindakan dari orang yang beriman untuk mengikuti perintah-Nya
akan mendekatkan seseorang kepada Tuhannya, mendapatkan ridho-Nya, serta
dijanjikan ketentraman hati yang tentunya akan berdampak pada kehidupan yang
berkah, damai dan sejahtera. Jadi, jangan biarkan hatimu hampa dari dzikir
kepada Allah meski sedang ”hampa” karena kehilangan kekasih atau pujaan hati.
Dzikir kepada Allah akan membantumu meringankan beban kehilangan tersebut,
karena masih ada Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang mencintaimu setiap
saat, baik sebagai muslim yang beriman maupun sebagai manusia. Zikir
merupakan pintu utama menuju Allah, zikir akan senantiasa terbuka lebar. Pintu
ini selalu terbuka selama tidak terkunci oleh kelalaian orang yang
bersangkutan, maka temukanlah kenyamanan hidup dengan zikir dengan mengingat
Allah SWT, dimanapun kita berada. Semoga kita semua menjadi orang yang terus
konsisten dalam berzikir.
Pendidikan Sejarah Harus Diajarkan Secara Kritis
Oleh: Tantomi Simamora Terbit di suara rakyat tapanuli 2017
Salah
seorang pembicara peneliti arkeologi yang juga Kepala French School For Asian
Students (EFEO)Veronique Degroot
mengatakan, pendidikan di Sekolah bukan hanya diajarkan sebagai pengetahuan.
Pendidikan Sejarah juga harus dapat diarahkan untuk digunakan dalam kehidupan
masa kini dengan pemikiran kritis. Dikutip dari Harian kompas edisi Rabu 24 Mei
2017.
Dengan
Melihat sejarah secara terbuka, siswa akan semakin yakin dengan kekayaan alam
ini, terutama Indonesia yang kaya akan hasil bumi dan memiliki peradaban yang
sebenarnya sudah lama tercapai dan menggapai sebuah kemajuan. Pendidikan
Sejarah, tidak hanya sekedar mendikte, namun harus mampu membawa generasi
bangsa ini, lebih kritis dan mampu membaca situasi yang maju di masa depan,
bahkan jika perlu, siswa diajak untuk menguji teks dalam buku sejarah.
Hakikat
sejarah dalam bukunya Sartono Kartodirjo (1992) disebutkan, Sejarah merupakan
peristiwa yang penting dan dapat dijadikan momentum, karena mempunyai arti
dalam menentukan kehidupan orang banyak. Masa lalu bukan sekedar masa lalu,
namun masa lalu yang dituliskan dalam sejarah, bisa memotivasi kita, untuk
bangkit untuk melakukan perubahan. Bisa saja kita belajar dari kegagalan atau
kegagalan orang lain pada masa lampau. Inti dari pembelajaran sejarah, sebenarnya
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu melahirkan generasi yang
cerdas, sehat, bermartabat serta mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan
Tuhan. Namun, sejarah lebih memfokuskan materinya, untuk kisah-kisah yang
bermakna dan mendidik.
Berdasarkan
pendapat tersebut, dengan belajar sejarah, generasi bangsa ini akan lebih paham
dengan kebhinnekaan dan pancasila yang akhir-akhir ini mengalami masalah, tentu
hal ini akan sangat mengkhawatirkan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Tidak hanya itu dengan mempelajari sejarah secara kritis, tentu
generasi bangsa ini juga akan lebih paham dengan manajemen pengelolaan sumber
daya alam kepada yang lebih baik, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial
dan sebagaianya, sehingga Indonesia bisa lebih maju dan mampu bersaing dengan
Negara asing.
Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 22 tahun 2006
tentang standar isi yang tercantum dalam lampiran peraturan menteri, untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi dan tujuan dari
pembelajaran Sejarah maka mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan
manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.
Dengan
belajar sejarah, siswa dilatih untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis
seperti: siapakah saya? Apa yang terjadi pada masa lampau sebelum saya lahir?
Bagaimana saya dapat terhubung dengan masa lampau itu? Bagaimana dunia telah
berubah dan bagaimana seharusnya perubahan di masa depan? Bagaimana perspektif
kita tentang pengalaman hidup kita sendiri dapat dipandang sebagai bagian dari
sejarah umat manusia? Bagaimana cerita personal kita merefleksikan berbagai
sudut pandang dan menginformasikan ide-ide dan aksi-aksi di masa kini?
Jadi, masihkah kita mudah
terprovokasi dengan berita-berita hoax? Masihkah kita menganggap mitos dan
legenda sebagai fakta sejarah? Lalu untuk apa kita sekolah setinggi langit jika
nalar kritis kita masih tumpul sehingga mudah dibodohi. Belajar sejarah juga akan meningkatkan daya
nalar siswa, untuk mampu memahami segala informasi yang bersifat hoax dan tidak
mendidik itu.
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, siswa yang ahli dalam bidang
study sejarah, akan selalu menjadi tumpuan harapan bangsa untuk menjadi
penggerak sekaligus menangani segala bentuk kerusakan sistem yang terjadi di
Negeri tercinta ini, baik dari sisi ekonomi, budaya, sosial, politik dan ilmu
pengetahuan lainnya. Siswa berprestasi akan menjadi corong untuk membangkitkan
Negara pada saat mengalami keterpurukan. Maka sangat wajar kalau Pemerintah
terus menggali potensi para peserta didik di Indonesia, dengan meningkatkan
metode pembelajaran sejarah di Negeri tercinta ini.
Terlebih
kepada Lembaga Pendidikan, baik Sekolah maupun perguruan tinggi sebagai wadah
utama untuk mencerdaskan generasi bangsa, hendaknya mampu untuk membangkitkan
nilai-nilai sejarah dalam kehidupan ini. Paling Tidak, Sekolah bisa
menghasilkan bibit unggul yang akan menghasilkan generasi yang mampu untuk
mengukir sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, baik di tingkat lokal, Nasional
maupun internasional. Demikian juga bagi para orang tua dalam mendidik anaknya,
didiklah dia dengan sejarah dengan cara membiasakan kehidupan aturan lama.
Contohnya: banyak anak jaman sekarang yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar
dan menengah, diberi fasilitas oleh orang tua berupa Hp dengan koneksi
internet, kenderaan serta barang mewah lainnya yang kurang mendukung untuk
perkembangan sikologi anak. Jika dari kecil sudah dibiasakan hidup mewah,akan
susah sekali nanti anak merubah kebiasaannya. Terlebih anak zaman sekarang yang
hidup dalam arus informasi yang semakin tak terbendung, siswa harus
ditingkatkan lagi tarap pemikirannya, untuk menelisik makna visual yang tidak
mendukung untuk pendidikan karakter anak.
Mendidik Tauhid Anak
Tantomi Simamora : Mendidik Tauhid Anak terbit di koran Amanah tahun 2017
Pada saat anak kita meminta sesuatu atau
barang berharga lainnya, maka jangan sesekali langsung membelinya, suruhlah ia
terlebih dahulu untuk meminta kepada Allah SWT, sebagai salah satu penanamam
ilmu tauhid, agar si anak merasa bahwa segala sesuatu yang didapatkan adalah
berasal dari Allah SWT
Ilmu Tauhid
merupakan benteng pertahanan ummat Islam dalam mengawali kehidupan, maka anak
yang menjadi dambaan setiap orang tua, sejak dini harus ditanamkan ilmu tauhid,
agar kelak menjadi orang yang bermanfa’at bagi agama. pendidikan anak tidak
hanya sejak dalam kandungan, tetapi sampai beranjak sewasa akan menjadi
kewajiban orang tua, terlebih dalam urusan aqidah atau keimanan.
Menanamkan
ilmu tauhid bagi pelajar yang kekinian menjadi satu kebutuhan yang sangat
mendesak saat ini, terlebih dengan banyaknya aliran-aliran keagamaan yang
mengatas namakan Islam. Hal ini akan sangat membingungkan, terutama bagi
anak-anak yang tidak mengenal dasar-dasar Agama Islam. Banyak hal yang menjadi
penyebab kelemahan Iman seseorang. Jika tidak dari sekarang ditanamkan aqidah
yang benar kepada generasi penerus bangsa ini, maka kelak mereka tidak
mempunyai dasar-dasar islam, sehingga mudah saja dipengaruhi oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab dalam ajaran Islam.
Usia anak
yang sedang dalam perkembangan, penting sekali Iman secepatnya ditanamkan pada
kepribadiannya, agar terus bersinar dalam kehidupan. Di era tekhnologi yang
semakin maju ini, mendidik anak dengan ilmu tauhid sangatlah penting dan tidak
bisa ditunda, terlebih zaman kekinian, anak selalu berhadapan dengan informasi
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai islam. Contohnya saja, orang-orang yang
mempergunakan media sosial sebagai ajang propokasi atau menjelek-jelekkan
seseorang atau suatu kelompok. kemudian tayangan televisi tentang
kejadian-kejadian yang menakutkan seperti kuburan terbang, mayat yang bisa
bangkit kembali.
Tentunya,
hal ini akan mengakibatkan generasi muda banyak yang takut kepada kuburan.
Padahal sudah jelas dalam ajaran Islam, bahwa orang yang sudah mati, tidak akan
pernah bangkit lagi, kecuali nanti di hari kiamat. Sungguh ini merupakan ajaran
yang sangat merusak mental manusia, terutama anak-anak. Tidak hanya itu,
pergeseran nilai-nilai keimanan pada manusia juga terjadi, pada saat
mengkonsumsi penyajian media tentang pornografi dan pornoaksi. Hal ini yang
sangat banyak merusak mental para pelajar, karena tidak ada dasar keimanan yang
kokoh.
Islam
adalah agama aqidah yang harus ditanamkan pada jiwa setiap manusia, terutama
dalam mendasari pendidikan anak, hendaknya ilmu tauhid pada jiwa generasi ummat
Islam, mampu memancarkan cahaya yang menerangi setiap jalan untuk menghadapi
zaman yang penuh cobaan ini, karena agama Islam tidak pernah mundur selagi
masih didasari dengan aqidah yang mantap, bahkan akan mewujudkan kekuatan yang
luar biasa yang tak pernah kita duga. Contoh pada saat terjadinya perang badar,
pasukan umat islam hanya berjumlah tiga ratusan melawan pasukan kafir Qurays
kurang lebih seribu orang, jumlah yang sedikit dibandingkan kafir qurays,
tetapi tetap saja perang itu dimenangkan oleh umat Islam.
Yakinlah...!
ummat Islam tidak akan pernah bangkit, kecuali dengan keimanannya, karena
keimananlah yang akan menyatukan ummat Islam dan sebagai modal utama dalam
menempuh kehidupan ini. Generasi ummat saat ini penting untuk ditanamkan aqidah
yang kokoh dalam rangka membendung derasnya budaya yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai Islam. jika hal ini tidak segera ditanamkan pada generasi ummat
sekarang, maka kedepan ummat Islam akan menghadapi segala kisruh yang
memecahkan persatuan ummat Islam yang berujung kepada kemunduran-kemunduran,
baik dari segi sosial, budaya maupun politik.
Namun dalam
penanaman ilmu tauhid kepada anak, sebaiknya dengan penuh kelembutan dan kasih
sayang kepada anak. Dan yang paling penting adalah orang tua tidak bisa
memaksan anak dengan kehendak kita sendiri, maka dalam mendidik anak dengan
ilmu tauhid harus dengan kreatif tinggi untuk menyadarkan sang anak terhadap
pentingnya keimanan dalam kehidupan, sehingga anak menjadi orang beriman secara
hakiki dan mutlaq hidup karena Allah SWT.
Maka dalam hal ini, dunia pendidikan saat ini sudah
saatnyalah menjadikan aturan ilahi yang menjadi pedoman utama dalam kehidupan
ini, agar pendidikan sejalan dengan aqidah yang sebenarnya. Tentu rajutan
pendidikan yang penuh dengan ke-Tuhanan akan melahirkan pendidikan karakter,
tidak hanya bermanfa’at untuk anak, namun akan bermanfa’at untuk kemajuan
bangsa, terutama dunia pendidikan saat ini yang telah dirasuki nilai-nilai
kafitalisme yang lebih mementingkan kelompok tertentu, tidak secara umum kepada
Negeri tercinta ini.
Ijazah Palsu Menghambat Kemajuan Pendidikan
Oleh: Tantomi Simamora terbit di suara rakyat tapanuli tahun 2017
Kementerian
Riset Tekhnologi dan Pendidikan (Kemristekdikti) menyatakan menerima 141
laporan masyarakat terkait kasus ijazah palsu yang melibatkan Kepala Daerah,
Anggota DPRD dan aparatur sipil Negara sepanjang tahun 2016 sesuai dengan
pemberitaan Rakyat Tapanuli, edisi 03 februari 2017. Walaupun hasilnya hanya 90
% dari 141 orang yang terjerat dalam ijazah palsu itu, tetap saja masalah ini
adalah masalah yang tidak bisa dianggap remeh, karena ijazah palsu akan
melahirkan kepalsuan-kepalsuan yang berujung kepada kemunduran dalam dunia
pendidikan.
Ijazah
palsu merupakan dari kebobrokan dari administrasi Lembaga Pendidikan karena SDM
nya tidak memiliki profesionalisme dalam bertugas, bahkan ijazah palsu akan
membuka peluang bagi orang-orang yang memiliki mental perusak, selain sebagai
perusak administratif juga perusak sistem pendidikan. percuma saja belajar di
lemabaga pendidikan, apabila dalam suatu lembaga tidak melahirkan kejujuran.
Jika
ditinjau dari pandangan Islam, ijazah palsu merupakan kebohongan karena tidak
sesuai dengan kenyataannya. Pada saat manusia tidak bisa menerima kenyataan
biasanya orang tersebut akan lari dan tidak bertanggung jawab. Bahkan ijazah
palsu juga termasuk bagian dari orang yang munafik, karena salah satu tanda
orang yang munafik itu adalah berdusta. Biasanya ijazah palsu tersebut
digunakan untuk satu kepentingan. Dugaan terbanyak dalam pemanfa’atan ijazah
palsu. Tidak hanya sekedar urusan administrasi saja, namun lebih banyak
digunakan untuk kepentingan satu bidang pekerjaan yang membutuhkan kepada
jurusan tertentu, karena tidak memiliki ijazah yang diisyaratkan, maka ia
berupaya untuk membeli ijazah palsu.
Yang lebih
mengkhawatirkan lagi adalah, bagaimana kalau seandainya ijazah palsu digunakan
untuk persyaratan sebagai pemimpin, tentu secara tidak langsung lembaga pendidikan
yang memberi fasilitas untuk membuat ijazah palsu telah melahirkan para
pembohong dan pembohong berikutnya. Sebagai tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan, apakah tidak pernah merasa berdosa melakukan pemalsuan ijazah?
Ijazah
palsu tidak hanya melahirkan kejahatan, tetapi akan mendarah daging kepada
generasi bangsa ini, terlebih orang tua yang mendapat pekerjaan atau rezeki
dengan memakai ijazah palsu. Bukan untuk menggurui, namun kita semua paham apa
dampak dari modal palsu yang melahirkan kepalsuan hidup. Tentu ini akan menjadi
renungan terpenting bagi kita sebagai manusia yang ta’at beragama.
Lembaga
Pendidikan sejatinya memiliki marwah tertinggi dalam mewujudkan manusia yang
berkarakter, namun apabila sertifikat yang dikeluarkan Sekolah tidak lagi bisa
dijadikan sebagai ukuran kemampuan, lalu dengan lembaga apa lagi bisa mengukur
kemampuan generasi bangsa ini. Ijazah palsu telah membawa dunia pendidikan kepada
keborokan, bahkan ada yang berpendapat bahwa ijazah tidak akan mampu bekerja
secara profesionalisme. Mental yang dinilik para pemilik ijazah palsu merupakan
mental para pecundang yang tidak berani bergerilya dalam ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
Lebih dari
itu, ijazah merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar, pada saat
ijazahnya palsu, berarti selama dalam proses belajar mengajar, baik di tingkat
sekolah rendah, menengah maupun perguruan tinggi telah mengeluarkan
produk-produk palsu yang sudah pasti akan berdampak buruk terhadap kualitas
pendidikan, karena telah memalsukan produk yang sebenarnya tidak mampu. Maka
menurut penulis, fenomena ijazah palsu, mesti dibumi hanguskan dalam dunia
pendidikan karena sangat bertolak belakang dengan tujuan pendidikan secara
nasional.
Tentu kita
tidak menginginkan, generasi bangsa ini lahir dengan segala kepalsuan.
Mungkinkah sebagian para pemimpin bangsa ini memiliki ijazah palsu? Jika iya,
apa antisifasi yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana caranya
menghilangkan praktek-praktek pembuatan ijazah palsu? Pertanyaan ini bukan
hanya bagi para pemimpin bangsa ini, tetapi lebih khusus kepada para generasi
bangsa ini, agar dalam meraih karir atau prestasi kerja tidak menggunakan
kepalsuan, tampillah apa adanya dan terus berbuat yang terbaik, karena pada
hakikatnya yang diharapkan bangsa ini adalah generasi yang jujur dan
berkarakter.
Disisi
lain, fenomena ijazah palsu juga merambat kepada kalangan bawah atau
orang-orang yang hidup dalam tarap kemiskinan, jika ijazah palsu terus marak di
Negeri tercinta ini, maka orang yang akan mendapatkannya adalah para elite atau
orang kaya, karena maraknya ijazah pals, terkait dengan dana untuk membeli
ijazah tersebut dan orang yang akan mengenyam pendidikan teratas tetap saja
orang yang kaya yang tidak profesional.
Data yang
didapatkan oleh Kemristekdikti tersebut menunjukkan, bahwa praktek pembuatan
ijazah palsu sudah berjalan lama di Indonesia, maka penting sekali bergotong
royong untuk sama-sama memberantas ijazah palsu, tidak hanya Pemerintahan
pusat, Pemerintahan daerah pun harus turut andil, agar Indonesia bersih dari
pola pendidikan palsu yang melahirkan produk-produk palsu. Kemudian dalam
memberantas ijazah palsu juga harus didukung oleh masyarakat, karena terkadang
justru individu-individu dalam masyarakat sering mengundang untuk membuatan
ijazah palsu, dengan memberikannya imbalan yang menggiurkan petugas, maka
ijazah dipalsukan dengan desain yang penuh kepalsuan.
Dan yang
tidak kalah pentingnya, Pemerintah perlu untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat, bahwa pendidikan adalah tahap proses belajar yang membutuhkan
perjuangan yang berat, jadi ketika ijazah dipalsukan, maka orang-orang yang
profesional akan kehilangan jati dirinya, karena karir tidak bisa diukur dengan
skil atau keahlian tetapi adalah uang untuk membeli ijazah palsu. Jika
kondisinya seperti ini, maka kemajuan pendidikan yang telah menjadi impian
seluruh bangsa ini, tidak akan terwujud dan akan terus mengalami kemunduran.
LGBT Dan Tantangan Pendidikan Islam
Oleh: Tantomi Simamora terbit di harian waspada medan tahun 2017
Gaya hidup manusia yang tidak
menentu saat ini, membuat generas bangsa ini sukar untuk memahami makna yang
terselubung dalam sebuah prilaku yang menyimpang, karena derasnya arus budaya
yang tidak mendukung untuk pendidikan karakter. 141 orang kaum Gay (LGBT)
menggelar pesta seks di sebuah ruko di kawasan kelapa gading, Jakarta Utara,
digrebek aparat kepolisian , dari 141 gay tersebut 10 orang ditetapkan sebagai
tersangka dilansir dari pemberitaan Harian Waspada edisi selasa 22 Mei 2017.
Tiba-tiba
saja pemberitaan ini menjadi viral di publik, bahkan banyak orang-orang yang
berkomentar, baik di media massa maupun elektronik. Jika ada orang yang
berusaha untuk melindungi homoseksual, berarti kita sebagai Ummat Islam berhak
untuk menolak perbuatan yang sangat menjijikkan itu, karena dalam ajaran agama
Islam, prilaku tersebut merupakan prilaku yang mengingkari fitrahnya manusia,
sehingga wajar saja, kalau ummat Islam tidak menerima prilaku tersebut.
Lesbiyan,
gay , biseksual dan transgender (LGBT) yang telah dihalalkan pernikahannya
dibeberapa negara barat, secara tidak langsung sudah menjadi beban berat para
pendidik Negeri ini, karena sudah banyak ilmu pegetahuan yang mengatakan, bahwa
homoseksual adalah penyakit yang menular dan menyalahi fitrah manusia. Maka
besar sekali harapan kepada Pemerintah, agar terus menjadikan masalah ini
sebagai bahan evaluasi dalam membina karakter bangsa ini sekaligus meingkatkan
upaya penyedaran manusia tentang bahaya seks bebas.
Kemudian
bagi para ahli ilmu pengetahuan, terutama di bidang psikolog dan Psikiater,
agar terus berupaya semaksimal mungkin untuk membangun klinik khusus untuk
mengantisifasi perbuatan yang sangat menjijikkan itu, sehingga tidak sampai
merambat pada dunia anak-anak yang sudah pasti merusak mental mereka. Dan dalam
mengantisifasi perbuatan tersebut, meski didukung oleh semua orang tua dan
tenaga pendidik, indikatornya dalam agama Islam hanya satu yaitu beribadah
kepada Allah SWT dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Semoga Allah
senantiasa melindungi kita, keluarga dan bangsa ini, agar tetap pada fitrah
manusia yang diciptkan oleh Allah SWT.
Islam Itu Tinggi
Oleh Tantomi Simamora terbit di harian dnpportibi july 2017
Agama yang paling diridhai
Allah SWT adalah Islam, dan telah terbukti kebenarannya melalui Al-Qur’an dan
hadis, sebagai sumber dari ajarannya. Islam
sesuai dengan perkembangan zaman, walau sebagian menganggap tidak demikian,
namun nyatanya Islam banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan zaman ini.
Islam telah membuktikan pada dunia, bahwa keberadaannya sangat mempengaruhi
peradaban dunia, terbukti dengan kemajuan Daulah Abbasiyah dan Dinasti umayyah
di Spanyol.
Islam adalah agama yang sangat tinggi nilainya, tidak
bisa digantikan dengan harta, kedudukan maupun jabatan, terbukti ketika
orang-orang kafir Qurays masa jaman jahilyah, yang selalu ingin menghalangi
dakwah nabi Muhammad SAW untuk menyiarkan islam di Mekkah, mereka tidak pernah
berhenti untuk menghalangi dakwah nabi Muhammad SAW dengan cara mencaci,
mengancam, melempari dengan kotoran, bahkan beniat untuk membunuh nabi
Muhammad, tetapi tidak berhasil.
Tidak hanya itu, pada saat mereka tidak berhasil
menghalangi dakwah nabi Muhammad SAW, mereka mencoba untuk membujuk nabi dengan
harta, kedudukan, wanita dan jabatan, namun semua usaha orang-orang Qurays
tetap saja tidak berhasil. Kejadian ini menunjukkan, bahwa Islam adalah agama
yang sangat berharga dan tidak bisa dibandingkan dengan kemewahan dunia yang
sifatnya sementara. Sementara agama adalah untuk kepentingan dunia dan akhirat.
Islam adalah agama aqidah, memancarkan cahaya iman
yang menerangi orang-orang yang tulus dan murni. Islam tidak menghendaki
orang-orang zolim. Islam tidak pernah mundur selagi masih didasari dengan
aqidah yang mantap, bahkan akan mewujudkan kekuatan yang luar biasa yang tak
pernah kita duga. Contoh pada saat terjadinya perang badar, pasukan umat islam
hanya berjumlah tiga ratusan melawan pasukan kafir Qurays kurang lebih seribu
orang, jumlah yang sedikit dibandingkan kafir qurays, tetapi tetap saja perang
itu dimenangkan oleh umat Islam.
Kemenangan umat Islam pada perang badar menimbulkan
dampak positif terhadap agama Islam, umat islam saat itu, semakin solit karena
merasakan langsung pertolongan Allah SWT. Namun bagi orang kafir Qurays yang kalah
dalam perang tersebut, mereka tidak habis pikir dengan kekalahan mereka.
Setahun kemudian, mereka ingin membalas dendam kekalahannya dengan
mempersiapkan pasukan yang lebih banyak lagi. perang tersebut terjadi di Bukit
Uhud. Pasukan Qurays berjumlah 3000 orang melawan pasukan muslim berjumlah 1000
orang.
Terjadinya perang Uhud, dengan persiapan umat Islam, awalnya
dimenangkan umat Islam tetapi akhirnya mengalami kekalahan, karena umat Islam
tidak patuh kepada strategi perang yang di susun oleh Nabi Muhammad SAW.
Kekalahan umat islam pada perang Uhud menggambarkan, bahwa umat Islam tidak
akan pernah mengalami kemenangan, apabila tidak disertai dengan kesatuan dan
aqidah yang kuat untuk mengimani Allah dan Rasulnya.
Meskipun Umat Islam kalah dalam perang tersebut,
tetapi dalam prinsip Islam, justru akan meninggikan derajat orang-orang yang
mati syahid pada perang tersebut, menjadi para ahli surga yang belum tentu
didapatkan oleh orang-orang yang beragama Islam saat di Dunia. jadi tidak ada
kalah dalam prinsip Islam, berjuang terus untuk membela kebenaran.
Nabi Muhammad dalam memperjuangkan agama islam, penuh
dengan perjuangan yang sangat berat untuk menegakkan kebenaran Islam. Meskinya
umat Islam menyadari, bahwa untuk meninggikan agama Islam itu, dilakukan oleh
umatnya sendiri yang terus berjuang menegakkan kebenaran Islam, namun harus
didasari dengan iman yang kokoh.
Menjadi
pimpinan Islam memang bukanlah hal yang mudah, bagaikan memegang bara api,
apabila kita pegang pasti terasa panas. Tetapi apabila kita lepas, maka akan
terbakar. kemajuan umat Islam sangat tergantung kepada pemimpin Islam. Apabila
para pemimpin Islam tidak sungguh-sungguh dengan keimanannya dalam memerintah,
maka umat Islam akan terbakar dan hancur di tangan orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Tingginya derajat agama Islam, sehingga memerlukan pemimpin yang tinggi
keimanannya, agar Islam dan Iman seimbang dalam menerangi jiwanya. Dalam
memimpin tentunya memiliki kesungguhan untuk menegakkan Agama Islam di muka
bumi ini. Pancaran cahaya iman tentunya mampu menyinari dunia yang sedang dalam
kegelapan.
Sebagai kesimpulan,
Keridoan Allah SWT kepada Agama Islam, agar umatnya senantiasa meninggikan
agamanya dengan kekuatan iman serta mengamalkan ayat-ayat Allah, maka akan berujung kepada kemaslahatan Umat
Islam. Kepada para pemimpin islam, terutama di Negeri tercinta ini, kobarkan
terus semangat menuju kebenaran Islam. Sebagai agama tertinggi, sebenarnya
Islam tidak pernah menghendaki adanya peperangan, karena agama Islam sangat
cinta dengan kedamaian. Perang dalam versi Islam tidaklah bertujuan untuk
membunuh manusia sebanyak-banyaknya, namun tujuannya adalah dakwah. Tidak
benar, kalau ada yang mengatakan, Islam itu keras dan kejam. Bandingkan
strategi perang pada jaman Nabi Muhammad SAW dengan Perang Dunia pertama dunia
kedua. Berapa orang yang tewas pada perang badar dan perang dunia pertama dan
kedua.
Agama islam
adalah agama yang damai dan diperuntukkan untuk semua manusia dan makhluk,
tidak hanya untuk umat islam, namun berlaku untuk semua yang ada di langit dan
di bumi, sesuai dengan Misi nabi Muhammad SAW untuk menyiarkan islam adalah
Rahmatan lil ‘Alamin (rahmat bagi Seluruh alam). Agama Islam adalah agama yang
damai, penuh dengan kasih sayang dan kedamaian melalui sifat Allah Ar-Rahman
dan Ar-Rohim. Firman Allah dalam Al-Qur’an: Sesungguhnya agama yang diridhai
Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab,
kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian diantara mereka.
Barang siapa yang inkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat
cepat perhitungannya.
(Q.S Ali Imaran/3 ayat 19)
Peredaran Narkoba Merusak Generasi Bangsa
Oleh: Tantomi Simamora terbit di metrotabagsel edisi 25 july 2017
“Pasca Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), Memerangi narkoba
Jangan hanya sekedar serimonial, karena akan berdampak negatif kepada generasi
bangsa ini”
Peredaran
narkoba saat ini semakin menggelora, terus mengintai para generasi bangsa ini,
dengan berbagai cara yang dilakukan, mulai dari hal yang biasa sampai kepada
luar biasa, sehingga para petugas yang diamanahkan untuk mengintai peredaran
narkoba tersebut, merasa kesulitan. Bahkan terkadang dengan menggunakan simbol
dan kelemahannya sendiri untuk mengedarkan narkoba yang sangat berbahaya itu, seperti
perempuan hamil dan orang cacat dan sebagainya. Jika hal ini terus dibiarkan,
seiring dengan berjalannya waktu, generasi bangsa ini akan punah dengan
sia-sia. Dilansir dari Kompas.com (18/07/2017), Deputi Pemberantasan Badan
Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari menyebut peredaran narkoba di Indonesia
semakin marak. Arman mengetakan hal itu berdasarkan data pengungkapan kasus
oleh aparat gabungan dan profil pelaku yang diamankan."Modus operandi dan
pelaku-pelaku yang terlibat di dalam peredaran narkoba ini semakin hari
kelihatannya semakin canggih, beragam, dan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat," kata Arman, dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara
Soekarno-Hatta, Selasa (18/7/2017). Keterangan selanjutnya dikatakan,
"Salah satu modusnya adalah menyembunyikan narkoba di dalam sepatu. Juga
di Palembang, menyembunyikan narkoba yang akan dibawa ke Batam, dicampur
dengan buah-buahan dan makanan-makanan ringan".
Kenyataan ini memang sangat pahit, jika kita
telusuri, peredaran narkoba saat ini menjadi satu tantangan yang begitu berat
untuk dihadapi bangsa ini, terlebih generasi bangsa yang menjadi target utama
peredaran narkoba yang kian menganga. Kita yakin sepenuhnya kepada Tim SAR BNN
( Badan Narkotika Nasional), perjuangan mereka sudah dapat terlihat, namun
persoalan narkoba tidaklah bisa diselesaikan dengan sepihak saja, meski
didukung oleh semua pihak, baik pemerintahanan maupun masyarakat, terutama
kepada lembaga pendidikan yang menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter
peserta didik, sejatinya harus memerhatikan perkembangan anak kekinian.
Penyalahgunaan
narkoba oleh para pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor, (seperti yang di
ungkapkan dalam buku Yatim, 1991).” Faktor penyebabnya yaitu kepribadian,
mayoritas pemakai narkoba mempunyai kepribadian yang lebih tertutup
dibandingkan dengan bukan pemakai narkoba. Selsin itu orang yang berkepribadian
lemah, mudah kecewa, dan tidak mampu menerima kegagalan, maka kemungkinannya
untuk tergelincir menjadi pemakai akan lebih mudah dibandingkan orang orang
yang mempunyai kepribadian kuat, tahu mana yang benar mana yang salah, berani
mengatakan tidak, dan tidak tergantung pengaruh orang lain”.
Faktor utama yang menyebabkan para pelajar
menyalahgunakan narkoba yaitu kurangnya landasan agama di dalam keluarga,
sehingga iman kurang teguh dan mudah tergiur untuk menggunakan narkoba. Semua
agama mengajarkan pemeluknyan untuk menghindari kerusakan, baik kerusakan bagi
dirinya, keluarganya dan lingkungannya, terlebih dari pengaruh lingkungan
sekitar, karena pada awalnya para pelajar hanya ingin coba-coba saja, yang
berawal dari coba-coba tersebut sehingga para pelajar tersebut menjadi pecandu
narkoba. Mereka ingin diakui atau diterima dalam kelompoknya, sebagai contoh
ada sekumpulan orang atau genk yang di dalamnya adalah para pengguna narkoba,
sehingga mereka mencoba menggunakan narkoba agar diterima di dalam anggota
tersebut.
Peredaran
narkoba yang terus mengintai generasi bangsa ini, menunjukkan, bahwa peredaran
narkoba sudah berjalan lama di
Indonesia, maka penting sekali bergotong royong untuk sama-sama memeranginya,
tidak hanya Pemerintahan pusat, Pemerintahan daerah pun harus turut andil, agar
Indonesia bersih narkoba sebagai penyakit sangat berbahaya dan berjangkit
kepada genarasi selanjutnya. Kemudian dalam memerangi narkoba juga harus didukung
oleh masyarakat, dan tidak menutup-nutupi peredaran narkoba, dengan demikian,
peredaran narkoba terminimalisir, sehingga dengan mudah dipantau oleh para
petugas yang diamanahkan pemerintah seperti BNN (Badan Narkotika Nasional). Pemerintah
juga sejatinya, memberikan penyuluhan kepada orang-orang yang sudah terlanjur
memakainya, dengan pendekatan-pendekatan yang lebih efektif, menyesuaikan
dengan kondisi yang dialami orang yang terlanjur memakainya. Terutama dalam
pendekatan secara agama, karena dengan pendekatan agama, akan menjadikan setiap
manusia sadar dan kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang bersih dari
segala keburukan.
Dan yang
tidak kalah pentingnya, Pemerintah dan para pegiat pendidikan Negeri tercinta
ini, perlu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan generasi bangsa ini,
bahwa narkoba adalah zat yang sangat berbahaya serta memperbanyak penyuluhan
kepada masyarakat, dengan pendekatan edukatif yang dilengkapi dengan media yang
tepat untuk masyarakat, karena tindakan untuk memerangi narkoba saat ini, tidak
lagi bisa dengan metode yang biasa-biasa saja, mesti dengan tindakan yang luar
bisa dan pembaruan-pembaruan, agar peredaran narkoba segera bisa dibersihkan
dari Negeri tercinta ini. kemudian tidak kalah pentingnya kepada para orang
tua, agar terus meningkatkan pengontrolan terhadap anaknya, dan tidak
membiarkan anaknya bergaul secara bebas,karena pergaulan anak kekinian semakin
tak menentu.
Sertifikasi Guru Dalam Harapan
Oleh: Tantomi Simamora terbit di suara rakyat tapanuli edisi 25 july 2017
Pemerintah
perlu untuk terus melakukan evaluasi dan tindakan yang cerdas dalam menjalankan
program sertifikasi guru, dengan sistem yang efektif namun memberikan keadilan
kepada para Guru-Guru yang telah benar-benar profesional dalam proses belajar
mengajar. Sertifikasi Guru memang saat ini telah menjadi pro-kontra dalam dunia
pendidikan. Fenomena pembayaran sertifikasi guru semakin membelenggu di hati
para Guru, acap kali kita dengar di berbagai wilayah di Indonesia pembayarannya
yang sering terlamabat, seperti informasi yang dilansir dari Sindonews.com
edisi 7 Juni 2017, sekitar 1500 guru honorer di Kab. Ciamis melakukan aksi
longmarch ke Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kab. Ciamis. Kadatangan guru tersebut guna meminta
kejelasan terkait sertifikasi yang belum Cair swlama 7 bulan di tahun 2015 dan
5 bulan di tahun 2017. Para guru honorer meminta agar Kantor Kemenag Ciamis
mendorong kepada pemerintah pusar dalam hal ini Kementerian Agama supaya dana
Sertifikasi untuk para guru di bawah Kemenag segera cair.
Begitu
besar harapan para guru, agar pencairan sertifikasi guru cepat dikeluarkan,
namun fenomena ini lazimnya tidak hanya sekedar untuk meminta haq, tetapi harus
menyadari adanya kewajiban yang berat untuk memangku beban profesionalisme
guru. Maka kepada Kemendikbud Muhadjir Efendy, agar ke depan terus melakukan
pembaharuan terhadap program sertifikasi guru, sehingga guru tidak hanya bisa
menuntut pencairan tetapi harus menjalankan profesinya dengan baik dan benar.
Terlebih dengan kemajuan pendidikan di Indonesia, juga dirasakan oleh guru-guru
honor yang gajinya di bawah rata-rata serta Guru yang mengajar di daerah
pedalaman, agar pemerataan Pendidikan berjalan dengan baik. Terlebih di tahun 2017 ini sesuai dengan
informasi dari beberapa media, Pemerintahan Jokowi akan melakukan perombakan
secara besar-besaran dalam dunia pendidikan. Jadi saran penulis, agar dalam hal
tunjangan kesejahteraan guru bisa diberikan secara adil serta menjadikan
fenomena ini sebagai salah satu dari pemerataan pendidikan di Indonesia. Guru
yang sudah tersertifikasi, Guru honorer
serta Guru yang mengajar di daerah pedalaman sama-sama dalam
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, serta memiliki fungsi dan
tanggung jawab yang sama berat, selain membimbing dan mengarahkan peserta
didik, juga diliputi dengan tugas-tugas seperti prosem dan prota dan lain
sebagainya. Paling tidak mereka bisa dihargai sesuai dengan keberagaman kerja
sebagai profesi Guru dalam dunia pendidikan.
Dan
sejatinya, pada zaman yang semakin maju ini, lembaga pendidikan sejatinya
melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk menempatkan prestasi siswa dan Guru
sebagai posisi terdepan dengan berharap sepenuhnya kepada Pemerintah, terutama
Kemendikbud Muhadjir Efendy, agar ke depannya segera melakukan evaluasi
terhadap sistem pendidikan dan memberikan penghargaan dan kesejahteraan kepada
Guru yang benar-benar mampu mendidik yang diukur dengan ujian kelayakan yang
dilakukan secara adil dan merata tidak berdasarkan sertifikat belaka. Bila
dikembalikan pada tujuan awal diselenggarakannya program ini, banyak harapan pemerintah kepada program sertifikasi
guru yang harus dijalankan sebagai guru, maka sebagai seorang guru, hendaknya
dapat memahaminya dengan baik dan penuh kesadaran.
Sertifikasi
guru adalah sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan yaitu kualitas dan
profesionalitas guru. Sertifikasi guru bukan hanya sekedar materi, harus
dibarengi dengan Kesadaran dan pemahaman yang benar akan hakikat dalam tujuan
pendidikan. Para guru perlu menyadari bahwa tuntutan profesionalitas itu
membutuhkan kerja keras, terutama dalam aktivitas mengajar, menggali informasi
dari berbagai sumber, dan memodifikasi aneka strategi kreatif belajar-mengajar.
Guru juga harus terus belajar (bukan hanya mengajar) agar dapat selalu meng-upgrade
pengetahuannya sehingga dapat mengikuti dan menyiasati perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peluang pemanfaatannya untuk memajukan
proses belajar mengajar di kelas. Sertifikasi guru hendaknya menjadi suatu
bentuk serta wujud totalitas dan kesungguhan guru dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pendidik. Guru tidak hanya cukup sekadar datang,
mengajar, lalu pulang. Idealisme, semangat, dan kinerja yang tinggi disertai
rasa tanggung jawab mesti menjadi ciri guru yang profesional. Bila sudah
demikian, harapan akan terwujudnya kualitas pendidikan Indonesia yang maju
bukan lagi impian, secara otomatis akan mengalami kemajuan yang
berkesinambungan dan mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional.
Ujung-ujungnya kembali menyarankan kepada Pemerintah, agar dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, mengadakan pembaruan sistem dan
metode yang didukung dengan pengawasan yang intensif di Sekolah, baik di pusat
maupun di daerah. Dan dalam
pelaksanaannya, sebaiknya bisa mendukung untuk finansial Guru berdasarkan
kebutuhannya untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Kemudian dalam
rangka belajar bagi Guru, berharap kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas
yang cukup untuk mengadakan pelatihan-pelatihan Guru di setiap lembaga
pendidikan di Negeri tercinta ini, sehingga nawacita pendidikan pemerint akan
melakukan perombakan sistem pendidikan secara besar-besaran di Indonesia,
semoga programahan Jokowi yang dilengkapi dengan program-program unggulan
pemerintah lebih memperhatikan pedidikan dan guru yang benar-benar profesional.
Semoga Pendidikan di Indonesia semakin maju dan terus melakukan
pembaharuan-pembaharuan untuk kemajuan. Kemudian dalam meneruskan program
sertifikasi Guru, hendaknya Pemerintah tidak mempersulit, baik dalam hal
administrasi maupun insentifnya untuk menunjang majunya pendidikan di
Indonesia.
Bodoh Dalam Hal Agama
Oleh Tantomi Simamora terbit di harian issue waspada medan 13 januari 2017
“ Dan jika
kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah).”
(Q.S Al-An’am/6: 116).
Islam
adalah agama yang sesuai dengan perkembangan zaman, tat kala umatnya tidak menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman, maka umat Islam akan menjadi bahan olol-olokan
karena tidak mampu membangkitkan agamanya yang seharusnya terpatri di dalam
jiwanya. Umat Islam saat ini banyak dihadapkan dengan berbagai ujian yang
datang dari orang-orang yang tidak senang dengan kemajuan Islam, mulai dari
pelecehan, pelemahan budaya Islam, bahkan sampai kepada penistaan agama yang
menjadai trending topic saat ini.
Sepertinya
Umat Islam harus cepat-cepat bangkit untuk meningkatkan tarap pemikirannya,
terutama dalam menghadapi opini-opini yang bertujuan untuk menyudutkan Islam.
Di era Globalisasi ini, umat Islam dituntut untuk bergerilya dan aktif di Media
Sosial untuk memenangkan perang opini,
dengan mengundang umat Islam sebanyak-banyaknya dalam tujuan yang sama. Sebagai
umat Islam tentu sudah menjadi suatu kewajiban, agar menolong para pimpinan
Islam dari segala penjuru. Perang opini melalui medsos saat ini tidak bisa
dianggap remeh, karena apabila umat Islam tertinggal, maka umat Islam akan
lemah karena lari dari arena perang yang sebenarnya, bahkan bisa saja opini
publik berbalik menyerang umat Islam.
Contoh
kasus aliran dana GNPF MUI dan Sari Roti, telah menjadi bahan pembicaraan para
netizen. Apabila umat Islam tidak paham dengan
informasi yang sebenarnya, malah akan menjadi opini pelemahan kepada
para pemimpin Islam. Hingga saat ini, Perang pemikiran (Ghazwul Fikri) sangat
gencar, terutama pada tingkat pemuda yang menjadi generasi bangsa. Umat Islam harus benar-benar waspada pada
rantai-rantai pelemahan pimpinan Islam.
Agama Islam
tidak hanya mengkaji rutinitas ibadah, namun harus mengkaji secara keseluruhan,
termasuk dalam urusan politik. Apabila umat Islam tidak mengikuti perkembangan
politik, maka suatu saat nanti kita akan dipimpin oleh orang-orang diluar dari
agama Islam yang berujung kepada kemunduran kemaslahatan ummat. Jika kita
melihat sejarah kemunduran Dinasti Umayyah di Spanyol, salah satu yang
menyebabkan kemundurannya adalah karena bodoh dalam hal agama, pengaruh umat
Islam digantikan dengan pengaruh Nasrani yang menggerogoti para pemimpin Islam.
Kemajuan umat Islam saat itu menitik beratkan kepada kemajuan militer, sehingga
kemajuan Ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah terkikis oleh waktu,
karena umat Islam tidak lagi serius memperhatikannya.
Berdasarkan
masalah tersebut, setidaknya bisa menjadi kaca perbandingan bagi kita, agar
dalam mengikuti perkembanan jaman ini, terutama dalam hal kepemimpinan, mesti
dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan aqidah yang benar, karena umat
Islam tidak akan pernah maju apabila tidak kembali kepada aqidah Islam yang hakiki.
Kekuatan aqidah memiliki kekuatan yang luar biasa karena mendapatkan keridoan
dari Allah SWT.
Cinta akan
dunia juga telah membawa manusia ke alam kebodohan, sehingga umat Islam terlena
dan dinina’boboin oleh Zaman yang penuh dengan fitnah. Padahal apabila kita
terus mengejar dunia maka dunia pun akan menjauh, tetapi apabila kita mengejar
akhirat, secara otomatis dunia akan mengikut dengan kita. Semangat dalam
mengejar dunia, jangan sampai melupakan akhirat, karena pada hakikatnya, itulah
yang membuat Umat Islam semakin bodoh karena melupakan landasan dari ajaran
agama Islam yang sebenarnya, termasuk dalam perayaan Tahun baru yang sebentar
lagi dilaksanakan. Kebodohan dalam agama ditandai dengan kegiatan Umat yang
melakukan gaya hidup hura-hura pada saat perayaan Tahun Baru, karena lalai
dalam urusan dunia, bukankah tidak sebaiknya pada saat Tahun baru, kita harus
banyak melakukan intropeksi diri dengan amalan yang sudah kita capai pada tahun
sebelumnya dan lazimnyalah sebagai orang muslim banyak berzikir untuk mengingat
Allah serta berdoa, agar kedepan mendapat kebaikan yang lebih dari sebelumnya.
Namun tidak
sedikit diantara umat islam, demi mendapatkan dunia, tidak sedikit diantara
manusia yang melakukan hal-hal yang paling bodoh dalam agama. Mereka berani
menutupi kebenaran yang sesungguhnya justru akan membawa dirinya kepada derajat
yang paling hina dalam pandangan agama. hal inilah sebenarnya yang perlu
dimusnahkan dari muka bumi ini, agar dalam perjalanan pemerintah yang adil bisa
berjalan dengan baik.
Seharusnya
umat Islam tidak pernah tergoda dengan rayuan materi apapun, berapa pun jumlah
uang dari cukong, karena aqidah tidak untuk digadaikan dan iman tidak dapat
dijual belikan. Terbukti pada zaman nabi Muhammad SAW, ketika Utbah ibnu Rabiah
diutus oleh orang kafri qurays untuk membujuk nabi Nabi Muhammad SAW dengan
harta, kedudukan dan jabatan, agar menghentikan dakwahnya, Rasululloh tidak mau
dan menolak bujukan tersebut, karena dunia hanyalah sementara dan tidak akan
menjamin kehidupan di akhirat.
kecerdasan
umat Islam tidaklah diukur dari berapa banyak ilmu yang ia miliki, namun
seberapa banyak ia mengamalkan ilmunya dalam kehidupannya sehari-hari. Umat
Islam yang cerdas adalah Umat yang terus melakukan pembaharuan-pembaharuan
untuk menggapai sebuah peningkatan tarap pemikiran yang dilandasi dengan aqidah
yang murni dan tulus karena mengharap ridonya Allah SWT. Begitu juga sebaliknya, umat Islam yang bodoh
adalah ketika ia tidak mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya dan
memiliki tarap pemikiran yang rendah karena tidak didasari dengan aqidah yang
hakiki.
Kebanyakan
manusia yang tidak pro dengan Islam akan melakukan banyak hal untuk melemahkan
keimanan umat Islam seperti yang pernah dihadapi nabi Muhammad SAW. Maka umat
Islam dalam semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik maupun budaya harus
mampu mengimbangi perkembangan zaman ini. Sebagai agama yang kuat dalam semua
zaman, mestinya bisa lebih mampu untuk mempertahankan kekuatannya, tidak hanya
dalam bidang ibadah saja, namun harus merangkum semua ilmu, termasuk yang
paling penting adalah masalah kepemimpinan.
Sebagai
kesimpulan, perang yang dihadapi umat Islam saat ini bukanlah perang fisik
seperti pada zamannya Nabi, tetapi perang dalam pemikiran. Umat Islam dituntut
untuk mampu dalam segala hal masalah yang menimpa Negeri tercinta ini. Jika
umat Islam diperlukan untuk bergrilya dalam dunia Medsos, kenapa tidak? jihad
fi sabilillah tidak hanya diperlukan untuk menghadapi perang secara fisik,
namun jihad Umat Islam mesti berjuang untuk kebutuhan yang urgen dalam
menggapai kemajuan Islam. Perang opini yang menjadi media paling berbahaya saat
ini, hendaknya diikuti oleh semua umat Islam serta mengajak saudara seiman
untuk membantu para pemimpin Islam yang terus konsisten berjuang pada jalan
Allah SWT.
Langganan:
Postingan (Atom)