UNBK 2018 PENUH POLEMIK

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting kewibawaan sebuah negara didapatkan. Dengan pendidikan yang baik pastinya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten dalam bidangnya. Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan adanya para penerus generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu. Disinilah pendidikan sangat dibutuhkan untuk seluruh negara khususnya Indonesia, dan pendidikan adalah suatu hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia. Dari pendidikan seseorang akan belajar menjadi seorang yang berkarakter dan mempunyai ilmu pengetahuan yang bermanfa’at. Dunia pendidikan sejatinya mendapat perhatian sepenuhnya dari pemerintah, baik pemerintahan pusat maupun daerah. Terlebih dalam masalah pemerataan pendidikan, baik dari segi manajemen, sistem, fasilitas, kualitas pendidikan dan lain sebagainya. Sebab sampai saat ini masih banyak sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang memadai dibanding dengan pendidikan kota, sehingga pendidikan di desa sulit untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan pendidikan kota. Maka sangat wajar jika lembaga pendidikan desa tidak siap untuk mengikuti program pemerintah secara bersamaan seperti Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ), sebab fasilitas komputer dan perangkatnya belum lengkap. Namun jika pemerintah ingin memaksakan harus melaksanakan UNBK, tentu harus dengan biaya yang sangat mahal. Jika pemerintah benar-benar siap dengan dananya tidak menjadi masalah, namun yang sangat dikhawatirkan adalah ketika siswanya dibebani untuk membeli laptop dan perangkatnya. Bisa saja biaya untuk membeli laptop tersebut lebih mahal dari biaya sekolahnya. Bagi orang yang mampu memang tidak masalah, tetapi bagaimana dengan nasib siswa yang kurang mampu? Bisa kita bayangkan betapa sedihnya mereka ketika tidak mendapatkan solusi untuk dapat mengikuti pelaksanaan UNBK. Memang sejauh ini belum ada informasi tentang biaya pelaksanaan UNBK, bahkan pemerintah berencana untuk tidak memungut biaya UNBK, sehingga tidak menjadi alasan untuk tidak mengikuti UNBK tersebut. Apalagi keberadaan UNBK saat ini di hadapan para siswa, menjadi hal yang sangat penting dalam meraih cita-citanya, terutama siswa yang ingin melanjtukan kepada pendidikan tinggi ternama yang menjadi pilihannya_sangat memerlukan perjuangan yang didasari dengan kesungguhan dan kemauan dari siswa Indonesia. Namun perjuangan berat siswa hendaknya didukung oleh Pemerintah, baik pemerintahan Pusat maupun daerah, terlebih kepada Sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan UNBK. Kemajuan tekhnologi yang terus berkembang memang menuntut, agar pendidikan negeri ini melaju kencang sama dengan kemajuan tekhnologi. Kemudian pemerintah juga penting untuk mengawasi pelaksanaan UNBK di setiap sekolah, terlebih dalam pemungutan biaya atau pungli. Jika tidak diawasi dengan benar, maka bisa saja nanti terjadi lagi pemungutan biaya UNBK dengan beragam alasanya. Maka dalam masalah ini sangat berharap kepada pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan, agar benar-bebar mengawasi segala tindak tanduk oknum yang sangat merugikan bagi siswa, terlebih dalam masalah pungli yang sejatinya disapu bersih dari lembaga-lembaga Pemerintahan Republik Indonesia. Jangan sampai dengan pelaksanaan UNBK nantinya justru memperburuk citra positif pendidikan Indonesia zaman now, sehingga nilai terbaik pada pelaksanaan UNBK bisa benar-benar menjadi ukuran keberhasilannya selama belajar di bangku sekolah, terutama dalam masalah kejujuran. Semoga langkah pemerintah untuk melaksanakan program UNBK tahun ini berhasil dengan baik dan menghasilkan generasi bangsa yang jujur, cerdas dan amanah. Banyak hal yang harus disiapkan oleh pemerintah untuk pelaksanaan UNBK yang pertama kali ini, pemerintah mesti benar-benar mempersiapkannya dengan matang. Dan sebagai seorang Guru, tentu sangat berharap dengan keberadaan UNBK ini mampu menghasilkan siswa yang cerdas dan jujur, sehingga Ujian yang dibuat secara nasional bisa mempengaruhi kecerdasan dan prilaku generasi bangsa ini kedepan dan lebih banyak lagi pemimpin yang menebarkan kejujuran-kejujuran. Dalam Pelaksanaan UNBK dengan segala sistemnya, hendaknya bisa menjadi momen terpenting untuk pembentukan karakter, dengan sikap jujur dan adil pada diri sendiri, tentu hal ini akan menjadi aset terbesar dalam dunia pendidikan. dengan sikap jujur tentu akan melahirkan pemimpin yang jujur yang menjadi harapan bangsa ke depan. Pada saat berlangsungnya ujian, banyak sebenarnya yang kita ambil hikmah untuk dijadikan sebagai bahan dalam proses pembentukan karakter, seperti proses pendewasaan, semakin tinggi level siswa, maka akan semakin tinggi juga level soal yang disuguhkan. Sejalan dengan itu, perkembangan dunia pendidikan yang semakin berkembang, menuntut agar seorang guru, terutama guru mestinya lebih mampu memahami kondisi dan kemampuan anak dalam proses belajar mengajar, sehingga tercapai sebuah pembelajaran yang seimbang, baik peningkatan prestasi siswa maupun peningkatan karakter anak. Dengan mengintegrasikan Pendidikan Agama Islam dengan baik, tentu akan menghasil peserta didik yang baik secara agama yang berujung kepada akhlak yang mulia. Keberadaan UNBK di Sekolah mestinya lebih mampu menguji kejujuran, namun sampai saat ini menunjukkan, justru masih kurang berpengaruh untuk pembentukan karakter anak, masih banyak terdapat kegagalan, sehingga tugas berat bagi guru untuk mencari metode yang tepat dalam melaksanakan ujian, sehingga ujian lebih bermarwah dan bisa menjadi ukuran kebaikan yang sebenarnya.

Pilgubsu 2018


Pilkada serentak 2018 sudah diambang pintu, masyarakat Sumatera Utara kini tengah dalam pengharapan yang begitu mendalam, agar Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih nantinya bisa melakukan gerakan pembaruan untuk kemajuan Sumut. Berdasarkan pengalaman pada Pilkada masa lalu, kerap kali membawa janji-janji palsu yang membuat masyarakat itu gundah gulana, kecewa. Namun kekecewaan itu, tidak bisa menjadi solusi untuk memecahkan segudang persolan yang ada dalam suatu daerah. Mungkin masyarakat Sumut masih memerlukan sosok pemimpin yang mampu menjadi penampung sekaligus penyalur aspirasi rakyat, serta tidak memihak kepada sebelah pihak.
Semoga Pilgubsu kali ini bisa menjadi momen terpenting bagi masyarakat Sumut untuk mewujudkan janji-janji penguasa yang sangat dirindukan oleh rakyat. Sumatra Utara sebagai salah satu daerah yang terbesar di Indonesia memiliki banyak penduduk yang beraneka ragam budaya dan adat istiadat. Bahkan Sumut juga terkenal dengan masyarakat yang memiliki toleransi dan ke’arifan lokal yang masih asli, belum dipengaruhi budaya asing. Karena itu, masyarakat Sumut sangat memerlukan pemimpin yang benar-benar paham dengan kondisi kami, serta peduli  aspirasi dari rakyatnya sendiri.
Masyarakat harus peduli dengan program-program yang disuguhkan oleh Cagub dan Cawagub. Jangan sampai memilih pemimpin karena popularitas saja, sebab bisa saja mereka sengaja mengemas retorika yang cukup bagus, namun belum tentu benar. Pilgubsu 2018 akan menjadi momentum penting dalam merajut keberlanjutan perjalanan Sumut kearah yang lebih baik dan benar. Sudah saatnya masyarakat Sumut menjadi pemilih rasional, pemilih yang kritis dengan kesadaran penuh terhadap pelaksanaan Pilgubsu yang akan akan menentukan nasib Sumut 5 tahun ke depan. Untuk menjadi pemilih yang kritis, rasional dan dengan kesadaran penuh, minimal rakyat sebagai pemilih memiliki syarat, antara lain; Jadilah diri sendiri, dengan kesadaran diri sendiri secara utuh, rakyat dengan identitas diri yang kuat tidak mudah terombang-ambing oleh politik uang atau prakmatisme apalagi hedonisme.
Fenomena yang terjadi pada pilkada serentak 2018, terutama Pilgubsu sejatinya tidak lagi meniru model yang sama di masa lalu. Pilgubsu kali ini hendaknya bisa membangkitkan semangat juang warga Sumut untuk menentukan pilihannya kepada pemimpin yang bijak, cerdas dan dekat dengan rakyat. Masyarakat Sumut tidak boleh terpancing dengan isu-isu yang tidak bermanfa'at terkait dengan pilgubsu 2018. Apalagi yang terkait dengan hak suara, jangan sampai kita terikut- ikut kepada golput, sebab golput bisa saja menguntungkan bagi paslon, namun merugikan diri sendiri karena hilangnya hak suara. Menggunakan hak suara pada Pilgubsu 2018 merupakan bukti dari kepedulian kita terhadap kemajuan Indonesia, terutama Sumut. Memang banyak hal yang mengakibatkan seseorang itu golput, kadang karena kecewa, janji palsu dan tumpuan harapan yang tidak sesuai dengan visi dan misi Paslon, namun bukan berarti kita berhenti untuk berbuat. Dengan niat yang tulus dan ikhlas yang disertai dengan kekokohan iman, semoga Pilgubsu 2018 menjadi momen terpenting untuk menghasilkan para penguasa mampu mewujudkan kemajuan yang hakiki bukan kemajuan semu.

Pendidikan Karakter Berbasis Adat Batak


Pendidikan karakter pada batak mempunyai nilai-nilai karakter yang begitu berharga dalam rangka membentuk karakter generasi bangsa ini. Pendidikan karakter adalah suatu sistem yang terus berupaya untuk menanmkan nilai-nilai karakter di sekolah, sehingga anak didiknya tidak hanya cerdas, namun memiliki karakter yang baik. Salah satu esensi dari nilai-nilai karakter itu adalah kearifan lokal yang sebenarnya sudah ada sejak dulu tertanam dalam hati setiap bangsa Indonesia. Kearifan lokal merupakan ciri khas dan kebanggaan Indonesia yang memiliki beragam banyak budaya dan tradisi. Bahkan kearifan lokal sebenarnya bisa dijadikan sebagai pemersatu bangsa.  Namun saat ini nilai-nilai kearifan lokal sepertinya sudah mulai pudar karena derasnya arus budaya asing yang sangat bertolak belakang dengan budaya dan tradisi asli Indonesia.
Padahal kearifan lokal Indonesia memiliki nilai-nilai karakter yang seharusnya dijadikan sebagai rujukan pada sistem pendidikan di negeri ini. Kita contohkan saja adat batak. Sampai saat ini orang batak dikenal memiliki rasa sosial yang tinggi, walapun dari segi bahasa terlihat sedikit kasar, namun orang batak memiliki prinsip kehidupan yang terbuka dan saling menghargai. Dalam bukunya Muchlas samani (2012) disebutkan ada beberapa nilai-nilai karakter pada adat batak. “ Pertama, Disi Tano nainganhon, disi solup pinarsuhathon. Artinya, orang menerima beras menurut takaran umum dimana ia tinggal. Orang wajib patuh pada hukum dan adat isitiadat di daerah yang menjadi tempat tinggalnya”. Ajaran ini mengandung banyak nilai-nila falsafah kehidupan, sehingga hampir di seluruh daerah di Indonesia memahami bahwa dimana bumi di pijak disitu langit kita junjung.<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Kedua, “ sada sangat tu ama, dua sangap tu ina”. Artinya satu penghormatan untuk bapak, dua penghormatan untuk ibu. Masyarakat batak sangat menghormati ibu karena ibu yang mengandung, menyusui dan mengasuh si anak. Ketiga, Hotang hotari hotang pulogos, gogoma mansari, nadangol do napogos. Artinya, berusahalah sekuat tenaga karena kemiskinan itu identik dengan penderitaan. Orang harus kerja keras agar berhasil tidak miskin dalam hidupnya. Keempaat, “Siani dijalo tusima ipaulak”. Artinya, dari siapa sesuatu diterima, kepadanya pula harus dikembalikan. Ada budi ada balas. Kelima, “ Tusi tamu mangalakka, disima hamu dapotan”. Artinya, kemana kamu melangkah disitulah kamu hendaknya mendapat rezeki. Optimis terhadap kebesaran Tuhan, rezeki dapat diperloleh dimana-mana. Keenam, “ Pangkulingdo situan nadenggan”. Artinya, budi bahasa yang baik sangat pentingg dalam bermasyarakat. Bahasa dan prilaku selalu terbawa dalam pergaulan antar manusia, dan ini memengaruhi keberhasilan jalinan hubungan.
Pendidikan karakter pada batak mempunyai nilai-nilai karakter yang begitu berharga dalam rangka membentuk karakter generasi bangsa ini. Maka penting sekali untuk menggali lebih dalam ilmu dan budaya yang telah diciptakan oleh para leluhur batak. Termasuk dalam menghadapi gejolak yang terjadi di Negeri tercinta ini, jangankan sesama warga Negara Indonesia, sesama orang batak saja sudah banyak terjadi perselisihan. Ini pertanda bahwa rasa persaudaraan sudah semakin menurun karena lebih mementingkan emosi dan hawa nafsu.  Sungguh sangat disayangkan, Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang berbudaya, sejatinya menjadikan kearifan lokalnya sebagai ajang dalam membentuk pendidikan karakter. Bahkan tidak hanya orang batak, hampir seluruh daerah di Indonesia ini punya kearifan lokal masing-masing yang sudah tidak diragukan lagi nilai-nilainya, apapun budayanya, semua menuju kemaslahatan kehidupan.
                Menjadikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai rujukan dalam pendidikan merupakan salah satu solusi yang paling tepat untuk kemajuan pendidikan, sekaligus mendamaikan negeri tercinta ini. disamping adanya kearifan lokal juga sesuai dengan Negara Kebhinnekaan yang memeiiki banyak keberagaman tetapi tetap satu sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budaya menegakkan kebenaran dan berkecimpung dalam dunia hukum merupakan dunia orang batak sesuai dengan filosofinya patik dohot uhum. Hidup orang batak sejak jaman purba banyak diukirkan dalam sejarah leluhur batak, bahwa mereka adalah orang yang kerap memperjuangkan hak-hak asasi manusia, maka sangat wajar sekali, kalau orang batak dikenal dengan ketegasan dan kepandaiannya dalam beretorika, bahkan ada orang yang berpendapat batak adalah banyak taktik, karena selalu menggunakan akal dan pikirannya untuk lebih baik menuju masa depan yang lebih cerah.
Lebih dari itu, jika kita lihat dari segi hukum, menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita karena salah satu hukum yang masih berlaku sampai sekarang adalah hukum adat. dan keberadaannya pun diakui, karena pada hakikatnya lebih mudah diterima masyarakat dan telah banyak terbukti memiliki efek jera bagi para pelakunya, karena hukum adat sesungguhnya terkait langsung dengan adat dan norma yang masih berlaku pada masing-masing daerah. Maka dalam menghadapi gejolak yang terjadi di Negeri tercinta ini, jangankan sesama warga Negara Indonesia, sesama orang batak saja sudah banyak terjadi perselisihan. Ini pertanda bahwa rasa persaudaraan sudah semakin menurun karena lebih mementingkan emosi dan hawa nafsu.  Sungguh sangat disayangkan, Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang berbudaya, sejatinya menjadikan kearifan lokal sebagai ajang untuk mempersatukan umat Islam. bukan hanya orang batak, hampir seluruh daerah di Indonesia ini punya kearifan lokal masing-masing yang sudah tidak diragukan lagi nilai-nilainya, apapun budayanya, semua menuju kemaslahatan kehidupan. Maka dalam hal ini penting kiranya untuk menjadikan kearifan lokal sebagai rujukan dalam pendidikan karakter, sebab generasi bangsa Indonesia pada hakikatnya mencintai ke’arifan lokal sesuai dengan daerahnya masing-masing.

Transparansi Pengawasan Praktek Pungli

“Pungli merupakan satu kejahatan para pejabat, apa jadinya jika perbuatan jahat dipelihara dalam dunia pendidikan pungli masuk ke dunia pendidikan,  baru untuk memberantasnya secara transparans termasuk dengan Kesiapan Satgas Saber Pungli”

Pernah ada dalam pikiran saya, bahwa segala sesuatu yang berurusan dengan administrasi pemerintahan,  mesti dengan uang, baru urusan bisa diselesaikan.Tetapi setelah mendengar ada kebijakan pemerintah untuk memberantas pungutan-pungutan yang tidak tercantum dalam pajak bumi dan bangunan, mulai timbul keraguan. Seiring dengan berjalannya masa ke masa, mulai saya sadar,  bahwa di setiap lingkungan kita, ternyata banyak yang melakukan praktek-praktek pungli yang dilarang Pemerintah.
Tak perlu disebut, apa-apa saja bentuk-bentuk pungli  di sekitar kita. Namun, yang paling penting dipertanyakan. Kenapa pungli bertahan begitu lama? Jika pungli diberantas, apakah ada pengaruhnya terhadap pendapatan penduduk, masyarakat, Ormas dan Pemerintah. Menurut hemat penulis, Pungli itu bisa bertahan karena sama-sama punya kepentingan disana. Saat pelaku pungli menagih bayaran, orang yang dimintai pungli pun, tidak keberatan, bahkan terkadang menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya, karena sudah bisa menyogok oknum petugas.
Bagi kalangan menengah ke atas, pungutan-pungutan yang tak seberapa itu memang tidak begitu berat bagi mereka, tetapi bisakah kita bayangkan, ketika orang miskin dimintai pungli, dengan uang yang pas-pasan mesti menambah lagi pengeluaran, karena Setiap penduduk baik kalangan bawah maupun elite pasti berurusan dengan administrasi baik di kalangan swasta maupun pemerintah. Bekerja untuk mecari kehidupan memang sesuatu yang sangat dianjurkan, tetapi tidak dengan jalan pungli yang didalam nya terkandung ketidak ikhlasan. secara instant memang terlihat menambah penghasilan tetapi tidak dengan keberkahan.
Jika praktek-praktek pungli terus dibiarkan di negeri ini, maka dari waktu ke waktu, keberkahan pun, akan terus lari dari hadapan kita. Negara yang maju adalah negara yang melakukan transparansi dalam setiap program, tidak hanya diketahui oleh kalangan sepihak. Sehubungan dengan itu, baru-baru ini pemerintah telah mempersiapkan satuan penyeledikan Pungli di negeri kita ini. Trik jitu Pemerintah untuk memberantas pungli di negeri tercinta ini, sudah mulai bergerak cepat, melaui Menko Polhukam Wiranto mengumumkan pembentukan Satgas Sapu bersih Pungutan liar, yang dibentuk berdasarkan peraturan Presiden (Perpres no 87 tahun 2016).Program ini bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan publik dan meberikan keadilan dan kepastian hukum.
Perpres atau Peraturan Presiden  No­mor  87 Tahun 2016 tentang (pem­ben­tukan)  Satuan Tugas Sapu Bersih (Sat­gas Saber Pungli) antara lain disebut­kan, satas bertugas memberan­tas pungli tanpa batas waktu. Perpres yang sudah ditanda tangani oleh Pre­siden Joko Widodo ini (20/10) juga me­nyebutkan bahwa Satgas Saber Pung­li bertugas menyelenggrakan fungsi intelijen, pencegahan, peninda­kan, dan yustisi. Satgas juga diberi ke­wenangan untuk mencegah dan me­laksanakan operasi pemberantasan pung­li, memeberi rekomendasi sank­si, mengevaluasi pemberantasan pung­li, dan melakukan operasi tang­kap tangan (OTT).
Program ini, mesti bergerak cepat dan sigap dalam memberantas pungli yang semakin lihai, karena selalu menghantui kehidupan, terutama kalangan bawah. Namun, harus tetap dengan penuh kesiapan yang matang berasal dari SDM yang benar-benar terpercaya. Bergerak cepat bukan berarti tergesa-gesa, karena praktek pungli menurut penulis, praktek pungli terkait dengan kepentingan seseorang yang membutuhkan. Jadi butuh perjuangan keras untuk memberantasnya. Berdasarkan masalah tersebut, Paling tidak ada 7 hal perlu dilakukan. Pertama, memberikan pemahaman terhadap masyarakat, bahwa praktek pungli merupakan kelakuan buruk yang berakibat patal untuk kemajuan negara dan masyarakat harus diyakinkan bahwa pungli itu sebenarnya sangat merugikan.
Kedua, melibatkan masyarakat untuk mengatasi pungli, termasuk dalam memberantas serta pemberi laporan terkait dengan praktek pungli. Ketiga, Memberi sanksi kepada para pelaku Pungli yang bisa menjadi efek jera untuk yang lainnya, karena sangat sulit sekali memberantas Pungli yang sudah membudaya. Jika hanya diberi hukuman teguran saja, malahan akan menambah pungli-pungli selanjutnya dengan berbagai dalih-dalih yang tidak jelas.
Keempat, Satgas Saber Pungli harus berfungsi sebagai intelijen dengan melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN), agar masyarakat benar-benar berhati-hati dalam praktek pungli. Kelima, Transparansi dalam pelayanan semua sektor, dengan sistem pembayaran pajak yang serba online, sehingga tidak ada dusta di antara kita. Di era globalisasi ini, lazimnyalah menggunakan IT sebagai transaksi yang transparan. Keenam, membuat tempat-tempat pengaduan pungli yang bisa dipercaya di berbagai sektor. Ketujuh, Membuat Laporan penggunaan pajak secara transparan, dengan mengumumkannya, di tempat-tempat umum ataupun di media massa maupun elektronik. Kedelapan, Melakukan pengawasan yang ketat di tempat-tempat yang rawan dengan praktek Pungli.

Penulis tidak bermaksud untuk mengajari, apalagi menggurui, hanya sebagai saran untuk kemajuan negeri tercinta ini. Masih banyak lagi teori-teori lain yang mungkin lebih baik. Tetapi itu semua kembali kepada kita semua, terutama kesungguhan dari Satgas Saber Pungli Indonesia. Satgas Saber pungli harus benar-benar adil dan tegas terhadap praktek pungli. Lebih dari itu, sebagai warga negara, sudah seharusnyalah kita mendukung gebrakan Pemerintahan ini karena solusi yang ditawarkan saat ini, apabila berhasil, dampak positifnya akan sangat berpengaruh, bukan hanya di perkotaan tetapi sampai ke desa.Semoga Programa ini cepat digerakkan dan membuahkan hasil yang signifikan, sehingga berdampak bagi kemajuan bangsa ini. Program ini juga diharapkan bisa sekaligus untuk membantu KPK dalam mengatasi Korupsi,  perkara yang tidak ada  henti-hentinya di Negeri ini.

Meraih Hidup Berkah Dengan Zikrullah

mimbar jum'at: Tantomi Simamora

“ Wahai orang-orang yang beriman. Ingatlah Kepada Allah SWT, dengan mengingat (namanya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang”. ( Q.S Al-Ahzab /33: 41).
`              
Gema untuk mengajak ummat dalam rangka berzikir atau mengingat Allah SWT merupakan satu dorongan yang kuat untuk  membangkitkan semangat keislaman yang tinggi yang didasari dengan aqidah yang kokoh untuk berjihad pada jalan Allah SWT. Sejatinya orang yang memiliki iman, hatinya akan bergetar ketika mendengar kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah SWT. Zikir memiliki kekuatan yang dahsyat yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak beriman, kekuatannya mampu untuk mengubah prilaku yang buruk kepada yang lebih  baik, bahkan kekuatan zikir juga mampu untuk mengatasi segala persoalan yang sedang melanda pada diri manusia. firman Allah dalam Al-Qur’an : “ Barang siapa mengingat Allah, maka Allah akan mengingatnya, karena itu, Ingatlah kepada-Ku, nisaya Aku akan mengingat kalian”. ( Q.S Al-Baqarah: 152).
Berzikir kepada Allah SWT adalah bukti kecintaan kita kepada Allah yang maha kuasa, dengan memperbanyak mengingat-Nya, maka Allah akan selalu mengingatnya, tentu dengan segala perhatian yang penuh dengan kasih sayangnya Allah sebagai yang maha cinta, kasih dan memiliki keagungan untuk memberi pertolongkan kepada siapa pun yang Ia kehendaki. Zikir adalah sarana membangun cinta dengan Allah. Apabila terjalin kemesraan dengan Allah SWT, karena hambanya selalu mengingat-Nya, pada gilirannya akan mendapat perlindungan dari Allah SWT yang berujung kepada keberkahan hidup.
Maka sebagai orang yang beriman, teruslah untuk berzikir kepada Allah SWT dimanapun, bagaimanapun keadaan kita, karena manusia tidak pernah luput dari pantauan dari kekuasaan Allah SWT. Desiran kalimat takbir, tahmid dan tasbih yang tertancap dan sudah mendarah daging dalam diri manusia, maka akan menjadi benteng pertahanan yang kuat untuk menghadapi berbagai persoalan dunia yang kian membelenggu saat ini. Apabila kita telah yakin dengan kekuatan zikir, maka kita akan paham, bahwa manusia selaku hamba Allah SWT memiliki beban yang mutlaq, hidup semata-mata hanya untuk mengingat Allah SWT.
Dengan selalu berzikir kepada Allah SWT, ucapan manusia akan terus mengeluarkan nama-nama Allah, sehingga dalam setiap hembusan nafasnya mengandung nilai-nilai Islam, contohnya saja pada saat memulai pekerjaan dimulai dengan bismillah, pada saat mendapat nikmat kita ucapkan alhamdulillah, pada saat orang lain berdo’a untuk kebaikan, maka kita ucapkan Aamiin, pada saat bertemu diucapkan salam dan lain sebagainya. Jadi dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang mengandung nilai Islam, maka semua ucapan kita akan bernilai zikir, karena selalu mengingat Allah SWT, sehingga semua aktifitas dalam kehidupan kita bernilai ibadah. Tentu dengan aktifitas zikir yang berkesinambungan, akan berbuah kehidupan yang penuh dengan keberkahan, karena Allah SWT akan terus mengingat orang-orang yang mengingat-Nya. Dan dengan kekuatan zikir itu juga, Ummat Islam akan menyatu, karena disatukan oleh aqidah yang kokoh, pada akhirnya nanti, kekuatan zikir itu juga mampu untuk mengubah dunia, karena setiap tindakan yang disertai dengan zikir kepada Allah SWT memiliki kekuatan yang dahsyat, karena sudah bercampur dengan pengawasan dan kekuasaan Allah SWT.
Namun realitanya saat ini, sering kita terbuai, dinina'boboin oleh keadaan yang tidak mendidik secara islami, sehingga sekali kita sering menyia-nyiakan rahmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Masih banyak orang yang belum melakukan dzikir dengan benar, bukti nyatanya ialah bagaimana kualitas umat Islam di negeri yang mayoritas muslim ini. Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim, lazimnya mampu memberi pengaruh positif terhadap kemajuan negara
Adalah benar kata para mujahid, bahwa kemunduran umat Islam karena umatnya yang meninggalkan ajaran agama Islam. Bukan agama Islam yang menjadi masalah, tetapi karena justru kita yang meninggalkan Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita belum melakukan ibadah yang melibat ruh kita. Marilah kita kembali ke dalam ajaran Islam secara kaaffah, salah satunya dengan membumingkan zikir dalam setiap aktifitas kita sehari-hari.

Apabila zikir terus terpatri dalam jiwa kita, maka akan membawa kepada suasana yang nyaman, dan kenyamanan itu tidak ada batasnya, sepanjang zikir menyertai hati kita, hati akan terus terjaga dari segala penyimpangan prilaku yang tidak sesuai dengan fitrahnya manusia. Diantara bukti cinta manusia kepada Allah adalah kemauannya yang tulus untuk selalu menghadirkan-Nya lewat ucapan (dzikir) maupun lewat tindakan dengan mengikuti perintahNya. Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. (QS. Al-Ra’d : 28). Tindakan dari orang yang beriman untuk mengikuti perintah-Nya akan mendekatkan seseorang kepada Tuhannya, mendapatkan ridho-Nya, serta dijanjikan ketentraman hati yang tentunya akan berdampak pada kehidupan yang berkah, damai dan sejahtera. Jadi, jangan biarkan hatimu hampa dari dzikir kepada Allah meski sedang ”hampa” karena kehilangan kekasih atau pujaan hati. Dzikir kepada Allah akan membantumu meringankan beban kehilangan tersebut, karena masih ada Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang mencintaimu setiap saat, baik sebagai muslim yang beriman  maupun sebagai manusia. Zikir merupakan pintu utama menuju Allah, zikir akan senantiasa terbuka lebar. Pintu ini selalu terbuka selama tidak terkunci oleh kelalaian orang yang bersangkutan, maka temukanlah kenyamanan hidup dengan zikir dengan mengingat Allah SWT, dimanapun kita berada. Semoga kita semua menjadi orang yang terus konsisten dalam berzikir.

Pendidikan Sejarah Harus Diajarkan Secara Kritis

Oleh: Tantomi Simamora Terbit di suara rakyat tapanuli 2017

Salah seorang pembicara peneliti arkeologi yang juga Kepala French School For Asian Students (EFEO)Veronique  Degroot mengatakan, pendidikan di Sekolah bukan hanya diajarkan sebagai pengetahuan. Pendidikan Sejarah juga harus dapat diarahkan untuk digunakan dalam kehidupan masa kini dengan pemikiran kritis. Dikutip dari Harian kompas edisi Rabu 24 Mei 2017.
Dengan Melihat sejarah secara terbuka, siswa akan semakin yakin dengan kekayaan alam ini, terutama Indonesia yang kaya akan hasil bumi dan memiliki peradaban yang sebenarnya sudah lama tercapai dan menggapai sebuah kemajuan. Pendidikan Sejarah, tidak hanya sekedar mendikte, namun harus mampu membawa generasi bangsa ini, lebih kritis dan mampu membaca situasi yang maju di masa depan, bahkan jika perlu, siswa diajak untuk menguji teks dalam buku sejarah.
Hakikat sejarah dalam bukunya Sartono Kartodirjo (1992) disebutkan, Sejarah merupakan peristiwa yang penting dan dapat dijadikan momentum, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak. Masa lalu bukan sekedar masa lalu, namun masa lalu yang dituliskan dalam sejarah, bisa memotivasi kita, untuk bangkit untuk melakukan perubahan. Bisa saja kita belajar dari kegagalan atau kegagalan orang lain pada masa lampau. Inti dari pembelajaran sejarah, sebenarnya sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu melahirkan generasi yang cerdas, sehat, bermartabat serta mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan. Namun, sejarah lebih memfokuskan materinya, untuk kisah-kisah yang bermakna dan mendidik.
Berdasarkan pendapat tersebut, dengan belajar sejarah, generasi bangsa ini akan lebih paham dengan kebhinnekaan dan pancasila yang akhir-akhir ini mengalami masalah, tentu hal ini akan sangat mengkhawatirkan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak hanya itu dengan mempelajari sejarah secara kritis, tentu generasi bangsa ini juga akan lebih paham dengan manajemen pengelolaan sumber daya alam kepada yang lebih baik, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan sebagaianya, sehingga Indonesia bisa lebih maju dan mampu bersaing dengan Negara asing.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 22 tahun 2006 tentang standar isi yang tercantum dalam lampiran peraturan menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi dan tujuan dari pembelajaran Sejarah maka mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan  dan cinta tanah air.
Dengan belajar sejarah, siswa dilatih untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti: siapakah saya? Apa yang terjadi pada masa lampau sebelum saya lahir? Bagaimana saya dapat terhubung dengan masa lampau itu? Bagaimana dunia telah berubah dan bagaimana seharusnya perubahan di masa depan? Bagaimana perspektif kita tentang pengalaman hidup kita sendiri dapat dipandang sebagai bagian dari sejarah umat manusia? Bagaimana cerita personal kita merefleksikan berbagai sudut pandang dan menginformasikan ide-ide dan aksi-aksi di masa kini?
Jadi, masihkah kita mudah terprovokasi dengan berita-berita hoax? Masihkah kita menganggap mitos dan legenda sebagai fakta sejarah? Lalu untuk apa kita sekolah setinggi langit jika nalar kritis kita masih tumpul sehingga mudah dibodohi.  Belajar sejarah juga akan meningkatkan daya nalar siswa, untuk mampu memahami segala informasi yang bersifat hoax dan tidak mendidik itu.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, siswa yang ahli dalam bidang study sejarah, akan selalu menjadi tumpuan harapan bangsa untuk menjadi penggerak sekaligus menangani segala bentuk kerusakan sistem yang terjadi di Negeri tercinta ini, baik dari sisi ekonomi, budaya, sosial, politik dan ilmu pengetahuan lainnya. Siswa berprestasi akan menjadi corong untuk membangkitkan Negara pada saat mengalami keterpurukan. Maka sangat wajar kalau Pemerintah terus menggali potensi para peserta didik di Indonesia, dengan meningkatkan metode pembelajaran sejarah di Negeri tercinta ini.

Terlebih kepada Lembaga Pendidikan, baik Sekolah maupun perguruan tinggi sebagai wadah utama untuk mencerdaskan generasi bangsa, hendaknya mampu untuk membangkitkan nilai-nilai sejarah dalam kehidupan ini. Paling Tidak, Sekolah bisa menghasilkan bibit unggul yang akan menghasilkan generasi yang mampu untuk mengukir sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, baik di tingkat lokal, Nasional maupun internasional. Demikian juga bagi para orang tua dalam mendidik anaknya, didiklah dia dengan sejarah dengan cara membiasakan kehidupan aturan lama. Contohnya: banyak anak jaman sekarang yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar dan menengah, diberi fasilitas oleh orang tua berupa Hp dengan koneksi internet, kenderaan serta barang mewah lainnya yang kurang mendukung untuk perkembangan sikologi anak. Jika dari kecil sudah dibiasakan hidup mewah,akan susah sekali nanti anak merubah kebiasaannya. Terlebih anak zaman sekarang yang hidup dalam arus informasi yang semakin tak terbendung, siswa harus ditingkatkan lagi tarap pemikirannya, untuk menelisik makna visual yang tidak mendukung untuk pendidikan karakter anak.

Mendidik Tauhid Anak


Tantomi Simamora : Mendidik Tauhid Anak terbit di koran Amanah tahun 2017 

Pada saat anak kita meminta sesuatu atau barang berharga lainnya, maka jangan sesekali langsung membelinya, suruhlah ia terlebih dahulu untuk meminta kepada Allah SWT, sebagai salah satu penanamam ilmu tauhid, agar si anak merasa bahwa segala sesuatu yang didapatkan adalah berasal dari Allah SWT
Ilmu Tauhid merupakan benteng pertahanan ummat Islam dalam mengawali kehidupan, maka anak yang menjadi dambaan setiap orang tua, sejak dini harus ditanamkan ilmu tauhid, agar kelak menjadi orang yang bermanfa’at bagi agama. pendidikan anak tidak hanya sejak dalam kandungan, tetapi sampai beranjak sewasa akan menjadi kewajiban orang tua, terlebih dalam urusan aqidah atau keimanan.
Menanamkan ilmu tauhid bagi pelajar yang kekinian menjadi satu kebutuhan yang sangat mendesak saat ini, terlebih dengan banyaknya aliran-aliran keagamaan yang mengatas namakan Islam. Hal ini akan sangat membingungkan, terutama bagi anak-anak yang tidak mengenal dasar-dasar Agama Islam. Banyak hal yang menjadi penyebab kelemahan Iman seseorang. Jika tidak dari sekarang ditanamkan aqidah yang benar kepada generasi penerus bangsa ini, maka kelak mereka tidak mempunyai dasar-dasar islam, sehingga mudah saja dipengaruhi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam ajaran Islam.
Usia anak yang sedang dalam perkembangan, penting sekali Iman secepatnya ditanamkan pada kepribadiannya, agar terus bersinar dalam kehidupan. Di era tekhnologi yang semakin maju ini, mendidik anak dengan ilmu tauhid sangatlah penting dan tidak bisa ditunda, terlebih zaman kekinian, anak selalu berhadapan dengan informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai islam. Contohnya saja, orang-orang yang mempergunakan media sosial sebagai ajang propokasi atau menjelek-jelekkan seseorang atau suatu kelompok. kemudian tayangan televisi tentang kejadian-kejadian yang menakutkan seperti kuburan terbang, mayat yang bisa bangkit kembali.
Tentunya, hal ini akan mengakibatkan generasi muda banyak yang takut kepada kuburan. Padahal sudah jelas dalam ajaran Islam, bahwa orang yang sudah mati, tidak akan pernah bangkit lagi, kecuali nanti di hari kiamat. Sungguh ini merupakan ajaran yang sangat merusak mental manusia, terutama anak-anak. Tidak hanya itu, pergeseran nilai-nilai keimanan pada manusia juga terjadi, pada saat mengkonsumsi penyajian media tentang pornografi dan pornoaksi. Hal ini yang sangat banyak merusak mental para pelajar, karena tidak ada dasar keimanan yang kokoh.
Islam adalah agama aqidah yang harus ditanamkan pada jiwa setiap manusia, terutama dalam mendasari pendidikan anak, hendaknya ilmu tauhid pada jiwa generasi ummat Islam, mampu memancarkan cahaya yang menerangi setiap jalan untuk menghadapi zaman yang penuh cobaan ini, karena agama Islam tidak pernah mundur selagi masih didasari dengan aqidah yang mantap, bahkan akan mewujudkan kekuatan yang luar biasa yang tak pernah kita duga. Contoh pada saat terjadinya perang badar, pasukan umat islam hanya berjumlah tiga ratusan melawan pasukan kafir Qurays kurang lebih seribu orang, jumlah yang sedikit dibandingkan kafir qurays, tetapi tetap saja perang itu dimenangkan oleh umat Islam.
Yakinlah...! ummat Islam tidak akan pernah bangkit, kecuali dengan keimanannya, karena keimananlah yang akan menyatukan ummat Islam dan sebagai modal utama dalam menempuh kehidupan ini. Generasi ummat saat ini penting untuk ditanamkan aqidah yang kokoh dalam rangka membendung derasnya budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. jika hal ini tidak segera ditanamkan pada generasi ummat sekarang, maka kedepan ummat Islam akan menghadapi segala kisruh yang memecahkan persatuan ummat Islam yang berujung kepada kemunduran-kemunduran, baik dari segi sosial, budaya maupun politik.
Namun dalam penanaman ilmu tauhid kepada anak, sebaiknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang kepada anak. Dan yang paling penting adalah orang tua tidak bisa memaksan anak dengan kehendak kita sendiri, maka dalam mendidik anak dengan ilmu tauhid harus dengan kreatif tinggi untuk menyadarkan sang anak terhadap pentingnya keimanan dalam kehidupan, sehingga anak menjadi orang beriman secara hakiki dan mutlaq hidup karena Allah SWT.

                Maka dalam hal ini, dunia pendidikan saat ini sudah saatnyalah menjadikan aturan ilahi yang menjadi pedoman utama dalam kehidupan ini, agar pendidikan sejalan dengan aqidah yang sebenarnya. Tentu rajutan pendidikan yang penuh dengan ke-Tuhanan akan melahirkan pendidikan karakter, tidak hanya bermanfa’at untuk anak, namun akan bermanfa’at untuk kemajuan bangsa, terutama dunia pendidikan saat ini yang telah dirasuki nilai-nilai kafitalisme yang lebih mementingkan kelompok tertentu, tidak secara umum kepada Negeri tercinta ini.

Ijazah Palsu Menghambat Kemajuan Pendidikan

Oleh: Tantomi Simamora terbit di suara rakyat tapanuli tahun 2017

Kementerian Riset Tekhnologi dan Pendidikan (Kemristekdikti) menyatakan menerima 141 laporan masyarakat terkait kasus ijazah palsu yang melibatkan Kepala Daerah, Anggota DPRD dan aparatur sipil Negara sepanjang tahun 2016 sesuai dengan pemberitaan Rakyat Tapanuli, edisi 03 februari 2017. Walaupun hasilnya hanya 90 % dari 141 orang yang terjerat dalam ijazah palsu itu, tetap saja masalah ini adalah masalah yang tidak bisa dianggap remeh, karena ijazah palsu akan melahirkan kepalsuan-kepalsuan yang berujung kepada kemunduran dalam dunia pendidikan.
Ijazah palsu merupakan dari kebobrokan dari administrasi Lembaga Pendidikan karena SDM nya tidak memiliki profesionalisme dalam bertugas, bahkan ijazah palsu akan membuka peluang bagi orang-orang yang memiliki mental perusak, selain sebagai perusak administratif juga perusak sistem pendidikan. percuma saja belajar di lemabaga pendidikan, apabila dalam suatu lembaga tidak melahirkan kejujuran.
Jika ditinjau dari pandangan Islam, ijazah palsu merupakan kebohongan karena tidak sesuai dengan kenyataannya. Pada saat manusia tidak bisa menerima kenyataan biasanya orang tersebut akan lari dan tidak bertanggung jawab. Bahkan ijazah palsu juga termasuk bagian dari orang yang munafik, karena salah satu tanda orang yang munafik itu adalah berdusta. Biasanya ijazah palsu tersebut digunakan untuk satu kepentingan. Dugaan terbanyak dalam pemanfa’atan ijazah palsu. Tidak hanya sekedar urusan administrasi saja, namun lebih banyak digunakan untuk kepentingan satu bidang pekerjaan yang membutuhkan kepada jurusan tertentu, karena tidak memiliki ijazah yang diisyaratkan, maka ia berupaya untuk membeli ijazah palsu.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah, bagaimana kalau seandainya ijazah palsu digunakan untuk persyaratan sebagai pemimpin, tentu secara tidak langsung lembaga pendidikan yang memberi fasilitas untuk membuat ijazah palsu telah melahirkan para pembohong dan pembohong berikutnya. Sebagai tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, apakah tidak pernah merasa berdosa melakukan pemalsuan ijazah?
Ijazah palsu tidak hanya melahirkan kejahatan, tetapi akan mendarah daging kepada generasi bangsa ini, terlebih orang tua yang mendapat pekerjaan atau rezeki dengan memakai ijazah palsu. Bukan untuk menggurui, namun kita semua paham apa dampak dari modal palsu yang melahirkan kepalsuan hidup. Tentu ini akan menjadi renungan terpenting bagi kita sebagai manusia yang ta’at beragama.
Lembaga Pendidikan sejatinya memiliki marwah tertinggi dalam mewujudkan manusia yang berkarakter, namun apabila sertifikat yang dikeluarkan Sekolah tidak lagi bisa dijadikan sebagai ukuran kemampuan, lalu dengan lembaga apa lagi bisa mengukur kemampuan generasi bangsa ini. Ijazah palsu telah membawa dunia pendidikan kepada keborokan, bahkan ada yang berpendapat bahwa ijazah tidak akan mampu bekerja secara profesionalisme. Mental yang dinilik para pemilik ijazah palsu merupakan mental para pecundang yang tidak berani bergerilya dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Lebih dari itu, ijazah merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar, pada saat ijazahnya palsu, berarti selama dalam proses belajar mengajar, baik di tingkat sekolah rendah, menengah maupun perguruan tinggi telah mengeluarkan produk-produk palsu yang sudah pasti akan berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan, karena telah memalsukan produk yang sebenarnya tidak mampu. Maka menurut penulis, fenomena ijazah palsu, mesti dibumi hanguskan dalam dunia pendidikan karena sangat bertolak belakang dengan tujuan pendidikan secara nasional.
Tentu kita tidak menginginkan, generasi bangsa ini lahir dengan segala kepalsuan. Mungkinkah sebagian para pemimpin bangsa ini memiliki ijazah palsu? Jika iya, apa antisifasi yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana caranya menghilangkan praktek-praktek pembuatan ijazah palsu? Pertanyaan ini bukan hanya bagi para pemimpin bangsa ini, tetapi lebih khusus kepada para generasi bangsa ini, agar dalam meraih karir atau prestasi kerja tidak menggunakan kepalsuan, tampillah apa adanya dan terus berbuat yang terbaik, karena pada hakikatnya yang diharapkan bangsa ini adalah generasi yang jujur dan berkarakter.
Disisi lain, fenomena ijazah palsu juga merambat kepada kalangan bawah atau orang-orang yang hidup dalam tarap kemiskinan, jika ijazah palsu terus marak di Negeri tercinta ini, maka orang yang akan mendapatkannya adalah para elite atau orang kaya, karena maraknya ijazah pals, terkait dengan dana untuk membeli ijazah tersebut dan orang yang akan mengenyam pendidikan teratas tetap saja orang yang kaya yang tidak profesional.
Data yang didapatkan oleh Kemristekdikti tersebut menunjukkan, bahwa praktek pembuatan ijazah palsu sudah berjalan lama di Indonesia, maka penting sekali bergotong royong untuk sama-sama memberantas ijazah palsu, tidak hanya Pemerintahan pusat, Pemerintahan daerah pun harus turut andil, agar Indonesia bersih dari pola pendidikan palsu yang melahirkan produk-produk palsu. Kemudian dalam memberantas ijazah palsu juga harus didukung oleh masyarakat, karena terkadang justru individu-individu dalam masyarakat sering mengundang untuk membuatan ijazah palsu, dengan memberikannya imbalan yang menggiurkan petugas, maka ijazah dipalsukan dengan desain yang penuh kepalsuan.

Dan yang tidak kalah pentingnya, Pemerintah perlu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa pendidikan adalah tahap proses belajar yang membutuhkan perjuangan yang berat, jadi ketika ijazah dipalsukan, maka orang-orang yang profesional akan kehilangan jati dirinya, karena karir tidak bisa diukur dengan skil atau keahlian tetapi adalah uang untuk membeli ijazah palsu. Jika kondisinya seperti ini, maka kemajuan pendidikan yang telah menjadi impian seluruh bangsa ini, tidak akan terwujud dan akan terus mengalami kemunduran.

LGBT Dan Tantangan Pendidikan Islam

Oleh: Tantomi Simamora terbit di harian waspada medan tahun 2017

Gaya hidup manusia yang tidak menentu saat ini, membuat generas bangsa ini sukar untuk memahami makna yang terselubung dalam sebuah prilaku yang menyimpang, karena derasnya arus budaya yang tidak mendukung untuk pendidikan karakter. 141 orang kaum Gay (LGBT) menggelar pesta seks di sebuah ruko di kawasan kelapa gading, Jakarta Utara, digrebek aparat kepolisian , dari 141 gay tersebut 10 orang ditetapkan sebagai tersangka dilansir dari pemberitaan Harian Waspada edisi selasa 22 Mei 2017.
Tiba-tiba saja pemberitaan ini menjadi viral di publik, bahkan banyak orang-orang yang berkomentar, baik di media massa maupun elektronik. Jika ada orang yang berusaha untuk melindungi homoseksual, berarti kita sebagai Ummat Islam berhak untuk menolak perbuatan yang sangat menjijikkan itu, karena dalam ajaran agama Islam, prilaku tersebut merupakan prilaku yang mengingkari fitrahnya manusia, sehingga wajar saja, kalau ummat Islam tidak menerima prilaku tersebut.
Lesbiyan, gay , biseksual dan transgender (LGBT) yang telah dihalalkan pernikahannya dibeberapa negara barat, secara tidak langsung sudah menjadi beban berat para pendidik Negeri ini, karena sudah banyak ilmu pegetahuan yang mengatakan, bahwa homoseksual adalah penyakit yang menular dan menyalahi fitrah manusia. Maka besar sekali harapan kepada Pemerintah, agar terus menjadikan masalah ini sebagai bahan evaluasi dalam membina karakter bangsa ini sekaligus meingkatkan upaya penyedaran manusia tentang bahaya seks bebas.

Kemudian bagi para ahli ilmu pengetahuan, terutama di bidang psikolog dan Psikiater, agar terus berupaya semaksimal mungkin untuk membangun klinik khusus untuk mengantisifasi perbuatan yang sangat menjijikkan itu, sehingga tidak sampai merambat pada dunia anak-anak yang sudah pasti merusak mental mereka. Dan dalam mengantisifasi perbuatan tersebut, meski didukung oleh semua orang tua dan tenaga pendidik, indikatornya dalam agama Islam hanya satu yaitu beribadah kepada Allah SWT dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Semoga Allah senantiasa melindungi kita, keluarga dan bangsa ini, agar tetap pada fitrah manusia yang diciptkan oleh Allah SWT.

Islam Itu Tinggi

Oleh Tantomi Simamora terbit di harian dnpportibi july 2017

Agama yang paling diridhai Allah SWT adalah Islam, dan telah terbukti kebenarannya melalui Al-Qur’an dan hadis,  sebagai sumber dari ajarannya. Islam sesuai dengan perkembangan zaman, walau sebagian menganggap tidak demikian, namun nyatanya Islam banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan zaman ini. Islam telah membuktikan pada dunia, bahwa keberadaannya sangat mempengaruhi peradaban dunia, terbukti dengan kemajuan Daulah Abbasiyah dan Dinasti umayyah di Spanyol.
                Islam adalah agama yang sangat tinggi nilainya, tidak bisa digantikan dengan harta, kedudukan maupun jabatan, terbukti ketika orang-orang kafir Qurays masa jaman jahilyah, yang selalu ingin menghalangi dakwah nabi Muhammad SAW untuk menyiarkan islam di Mekkah, mereka tidak pernah berhenti untuk menghalangi dakwah nabi Muhammad SAW dengan cara mencaci, mengancam, melempari dengan kotoran, bahkan beniat untuk membunuh nabi Muhammad, tetapi tidak berhasil.
                Tidak hanya itu, pada saat mereka tidak berhasil menghalangi dakwah nabi Muhammad SAW, mereka mencoba untuk membujuk nabi dengan harta, kedudukan, wanita dan jabatan, namun semua usaha orang-orang Qurays tetap saja tidak berhasil. Kejadian ini menunjukkan, bahwa Islam adalah agama yang sangat berharga dan tidak bisa dibandingkan dengan kemewahan dunia yang sifatnya sementara. Sementara agama adalah untuk kepentingan dunia dan akhirat.
                Islam adalah agama aqidah, memancarkan cahaya iman yang menerangi orang-orang yang tulus dan murni. Islam tidak menghendaki orang-orang zolim. Islam tidak pernah mundur selagi masih didasari dengan aqidah yang mantap, bahkan akan mewujudkan kekuatan yang luar biasa yang tak pernah kita duga. Contoh pada saat terjadinya perang badar, pasukan umat islam hanya berjumlah tiga ratusan melawan pasukan kafir Qurays kurang lebih seribu orang, jumlah yang sedikit dibandingkan kafir qurays, tetapi tetap saja perang itu dimenangkan oleh umat Islam.
                Kemenangan umat Islam pada perang badar menimbulkan dampak positif terhadap agama Islam, umat islam saat itu, semakin solit karena merasakan langsung pertolongan Allah SWT. Namun bagi orang kafir Qurays yang kalah dalam perang tersebut, mereka tidak habis pikir dengan kekalahan mereka. Setahun kemudian, mereka ingin membalas dendam kekalahannya dengan mempersiapkan pasukan yang lebih banyak lagi. perang tersebut terjadi di Bukit Uhud. Pasukan Qurays berjumlah 3000 orang melawan pasukan muslim berjumlah 1000 orang.
                Terjadinya perang Uhud, dengan persiapan umat Islam, awalnya dimenangkan umat Islam tetapi akhirnya mengalami kekalahan, karena umat Islam tidak patuh kepada strategi perang yang di susun oleh Nabi Muhammad SAW. Kekalahan umat islam pada perang Uhud menggambarkan, bahwa umat Islam tidak akan pernah mengalami kemenangan, apabila tidak disertai dengan kesatuan dan aqidah yang kuat untuk mengimani Allah dan Rasulnya.
                Meskipun Umat Islam kalah dalam perang tersebut, tetapi dalam prinsip Islam, justru akan meninggikan derajat orang-orang yang mati syahid pada perang tersebut, menjadi para ahli surga yang belum tentu didapatkan oleh orang-orang yang beragama Islam saat di Dunia. jadi tidak ada kalah dalam prinsip Islam, berjuang terus untuk membela kebenaran.
                Nabi Muhammad dalam memperjuangkan agama islam, penuh dengan perjuangan yang sangat berat untuk menegakkan kebenaran Islam. Meskinya umat Islam menyadari, bahwa untuk meninggikan agama Islam itu, dilakukan oleh umatnya sendiri yang terus berjuang menegakkan kebenaran Islam, namun harus didasari dengan iman yang kokoh.
Menjadi pimpinan Islam memang bukanlah hal yang mudah, bagaikan memegang bara api, apabila kita pegang pasti terasa panas. Tetapi apabila kita lepas, maka akan terbakar. kemajuan umat Islam sangat tergantung kepada pemimpin Islam. Apabila para pemimpin Islam tidak sungguh-sungguh dengan keimanannya dalam memerintah, maka umat Islam akan terbakar dan hancur di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tingginya derajat agama Islam, sehingga memerlukan pemimpin yang tinggi keimanannya, agar Islam dan Iman seimbang dalam menerangi jiwanya. Dalam memimpin tentunya memiliki kesungguhan untuk menegakkan Agama Islam di muka bumi ini. Pancaran cahaya iman tentunya mampu menyinari dunia yang sedang dalam kegelapan.
Sebagai kesimpulan, Keridoan Allah SWT kepada Agama Islam, agar umatnya senantiasa meninggikan agamanya dengan kekuatan iman serta mengamalkan ayat-ayat Allah,  maka akan berujung kepada kemaslahatan Umat Islam. Kepada para pemimpin islam, terutama di Negeri tercinta ini, kobarkan terus semangat menuju kebenaran Islam. Sebagai agama tertinggi, sebenarnya Islam tidak pernah menghendaki adanya peperangan, karena agama Islam sangat cinta dengan kedamaian. Perang dalam versi Islam tidaklah bertujuan untuk membunuh manusia sebanyak-banyaknya, namun tujuannya adalah dakwah. Tidak benar, kalau ada yang mengatakan, Islam itu keras dan kejam. Bandingkan strategi perang pada jaman Nabi Muhammad SAW dengan Perang Dunia pertama dunia kedua. Berapa orang yang tewas pada perang badar dan perang dunia pertama dan kedua.
Agama islam adalah agama yang damai dan diperuntukkan untuk semua manusia dan makhluk, tidak hanya untuk umat islam, namun berlaku untuk semua yang ada di langit dan di bumi, sesuai dengan Misi nabi Muhammad SAW untuk menyiarkan islam adalah Rahmatan lil ‘Alamin (rahmat bagi Seluruh alam). Agama Islam adalah agama yang damai, penuh dengan kasih sayang dan kedamaian melalui sifat Allah Ar-Rahman dan Ar-Rohim. Firman Allah dalam Al-Qur’an: Sesungguhnya agama yang diridhai Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian diantara mereka. Barang siapa yang inkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungannya.

(Q.S Ali Imaran/3 ayat 19)

Peredaran Narkoba Merusak Generasi Bangsa

Oleh: Tantomi Simamora terbit di metrotabagsel edisi 25 july 2017

“Pasca Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), Memerangi narkoba Jangan hanya sekedar serimonial, karena akan berdampak negatif kepada generasi bangsa ini”

Peredaran narkoba saat ini semakin menggelora, terus mengintai para generasi bangsa ini, dengan berbagai cara yang dilakukan, mulai dari hal yang biasa sampai kepada luar biasa, sehingga para petugas yang diamanahkan untuk mengintai peredaran narkoba tersebut, merasa kesulitan. Bahkan terkadang dengan menggunakan simbol dan kelemahannya sendiri untuk mengedarkan narkoba yang sangat berbahaya itu, seperti perempuan hamil dan orang cacat dan sebagainya. Jika hal ini terus dibiarkan, seiring dengan berjalannya waktu, generasi bangsa ini akan punah dengan sia-sia. Dilansir dari Kompas.com (18/07/2017), Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Arman Depari menyebut peredaran narkoba di Indonesia semakin marak. Arman mengetakan hal itu berdasarkan data pengungkapan kasus oleh aparat gabungan dan profil pelaku yang diamankan."Modus operandi dan pelaku-pelaku yang terlibat di dalam peredaran narkoba ini semakin hari kelihatannya semakin canggih, beragam, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat," kata Arman, dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (18/7/2017). Keterangan selanjutnya dikatakan, "Salah satu modusnya adalah menyembunyikan narkoba di dalam sepatu. Juga di Palembang, menyembunyikan narkoba yang akan dibawa ke Batam, dicampur dengan buah-buahan dan makanan-makanan ringan".
                Kenyataan ini memang sangat pahit, jika kita telusuri, peredaran narkoba saat ini menjadi satu tantangan yang begitu berat untuk dihadapi bangsa ini, terlebih generasi bangsa yang menjadi target utama peredaran narkoba yang kian menganga. Kita yakin sepenuhnya kepada Tim SAR BNN ( Badan Narkotika Nasional), perjuangan mereka sudah dapat terlihat, namun persoalan narkoba tidaklah bisa diselesaikan dengan sepihak saja, meski didukung oleh semua pihak, baik pemerintahanan maupun masyarakat, terutama kepada lembaga pendidikan yang menjadi wadah utama dalam pembentukan karakter peserta didik, sejatinya harus memerhatikan perkembangan anak kekinian.
                Penyalahgunaan narkoba oleh para pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor, (seperti yang di ungkapkan dalam buku Yatim, 1991).” Faktor penyebabnya yaitu kepribadian, mayoritas pemakai narkoba mempunyai kepribadian yang lebih tertutup dibandingkan dengan bukan pemakai narkoba. Selsin itu orang yang berkepribadian lemah, mudah kecewa, dan tidak mampu menerima kegagalan, maka kemungkinannya untuk tergelincir menjadi pemakai akan lebih mudah dibandingkan orang orang yang mempunyai kepribadian kuat, tahu mana yang benar mana yang salah, berani mengatakan tidak, dan tidak tergantung pengaruh orang lain”.
Faktor utama yang menyebabkan para pelajar menyalahgunakan narkoba yaitu kurangnya landasan agama di dalam keluarga, sehingga iman kurang teguh dan mudah tergiur untuk menggunakan narkoba. Semua agama mengajarkan pemeluknyan untuk menghindari kerusakan, baik kerusakan bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya, terlebih dari pengaruh lingkungan sekitar, karena pada awalnya para pelajar hanya ingin coba-coba saja, yang berawal dari coba-coba tersebut sehingga para pelajar tersebut menjadi pecandu narkoba. Mereka ingin diakui atau diterima dalam kelompoknya, sebagai contoh ada sekumpulan orang atau genk yang di dalamnya adalah para pengguna narkoba, sehingga mereka mencoba menggunakan narkoba agar diterima di dalam anggota tersebut.
Peredaran narkoba yang terus mengintai generasi bangsa ini, menunjukkan, bahwa peredaran narkoba  sudah berjalan lama di Indonesia, maka penting sekali bergotong royong untuk sama-sama memeranginya, tidak hanya Pemerintahan pusat, Pemerintahan daerah pun harus turut andil, agar Indonesia bersih narkoba sebagai penyakit sangat berbahaya dan berjangkit kepada genarasi selanjutnya. Kemudian dalam memerangi narkoba juga harus didukung oleh masyarakat, dan tidak menutup-nutupi peredaran narkoba, dengan demikian, peredaran narkoba terminimalisir, sehingga dengan mudah dipantau oleh para petugas yang diamanahkan pemerintah seperti BNN (Badan Narkotika Nasional). Pemerintah juga sejatinya, memberikan penyuluhan kepada orang-orang yang sudah terlanjur memakainya, dengan pendekatan-pendekatan yang lebih efektif, menyesuaikan dengan kondisi yang dialami orang yang terlanjur memakainya. Terutama dalam pendekatan secara agama, karena dengan pendekatan agama, akan menjadikan setiap manusia sadar dan kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang bersih dari segala keburukan.

Dan yang tidak kalah pentingnya, Pemerintah dan para pegiat pendidikan Negeri tercinta ini, perlu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan generasi bangsa ini, bahwa narkoba adalah zat yang sangat berbahaya serta memperbanyak penyuluhan kepada masyarakat, dengan pendekatan edukatif yang dilengkapi dengan media yang tepat untuk masyarakat, karena tindakan untuk memerangi narkoba saat ini, tidak lagi bisa dengan metode yang biasa-biasa saja, mesti dengan tindakan yang luar bisa dan pembaruan-pembaruan, agar peredaran narkoba segera bisa dibersihkan dari Negeri tercinta ini. kemudian tidak kalah pentingnya kepada para orang tua, agar terus meningkatkan pengontrolan terhadap anaknya, dan tidak membiarkan anaknya bergaul secara bebas,karena pergaulan anak kekinian semakin tak menentu. 

Sertifikasi Guru Dalam Harapan

Oleh: Tantomi Simamora terbit di suara rakyat tapanuli edisi 25 july 2017

Pemerintah perlu untuk terus melakukan evaluasi dan tindakan yang cerdas dalam menjalankan program sertifikasi guru, dengan sistem yang efektif namun memberikan keadilan kepada para Guru-Guru yang telah benar-benar profesional dalam proses belajar mengajar. Sertifikasi Guru memang saat ini telah menjadi pro-kontra dalam dunia pendidikan. Fenomena pembayaran sertifikasi guru semakin membelenggu di hati para Guru, acap kali kita dengar di berbagai wilayah di Indonesia pembayarannya yang sering terlamabat, seperti informasi yang dilansir dari Sindonews.com edisi 7 Juni 2017, sekitar 1500 guru honorer di Kab. Ciamis melakukan aksi longmarch ke Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kab. Ciamis. Kadatangan guru tersebut guna meminta kejelasan terkait sertifikasi yang belum Cair swlama 7 bulan di tahun 2015 dan 5 bulan di tahun 2017. Para guru honorer meminta agar Kantor Kemenag Ciamis mendorong kepada pemerintah pusar dalam hal ini Kementerian Agama supaya dana Sertifikasi untuk para guru di bawah Kemenag segera cair.
Begitu besar harapan para guru, agar pencairan sertifikasi guru cepat dikeluarkan, namun fenomena ini lazimnya tidak hanya sekedar untuk meminta haq, tetapi harus menyadari adanya kewajiban yang berat untuk memangku beban profesionalisme guru. Maka kepada Kemendikbud Muhadjir Efendy, agar ke depan terus melakukan pembaharuan terhadap program sertifikasi guru, sehingga guru tidak hanya bisa menuntut pencairan tetapi harus menjalankan profesinya dengan baik dan benar. Terlebih dengan kemajuan pendidikan di Indonesia, juga dirasakan oleh guru-guru honor yang gajinya di bawah rata-rata serta Guru yang mengajar di daerah pedalaman, agar pemerataan Pendidikan berjalan dengan baik.  Terlebih di tahun 2017 ini sesuai dengan informasi dari beberapa media, Pemerintahan Jokowi akan melakukan perombakan secara besar-besaran dalam dunia pendidikan. Jadi saran penulis, agar dalam hal tunjangan kesejahteraan guru bisa diberikan secara adil serta menjadikan fenomena ini sebagai salah satu dari pemerataan pendidikan di Indonesia. Guru yang sudah tersertifikasi, Guru honorer  serta Guru yang mengajar di daerah pedalaman sama-sama dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, serta memiliki fungsi dan tanggung jawab yang sama berat, selain membimbing dan mengarahkan peserta didik, juga diliputi dengan tugas-tugas seperti prosem dan prota dan lain sebagainya. Paling tidak mereka bisa dihargai sesuai dengan keberagaman kerja sebagai profesi Guru dalam dunia pendidikan.
Dan sejatinya, pada zaman yang semakin maju ini, lembaga pendidikan sejatinya melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk menempatkan prestasi siswa dan Guru sebagai posisi terdepan dengan berharap sepenuhnya kepada Pemerintah, terutama Kemendikbud Muhadjir Efendy, agar ke depannya segera melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan dan memberikan penghargaan dan kesejahteraan kepada Guru yang benar-benar mampu mendidik yang diukur dengan ujian kelayakan yang dilakukan secara adil dan merata tidak berdasarkan sertifikat belaka. Bila dikembalikan pada tujuan awal diselenggarakannya program ini,  banyak harapan pemerintah kepada program sertifikasi guru yang harus dijalankan sebagai guru, maka sebagai seorang guru, hendaknya dapat memahaminya dengan baik dan penuh kesadaran.
Sertifikasi guru adalah sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan yaitu kualitas dan profesionalitas guru. Sertifikasi guru bukan hanya sekedar materi, harus dibarengi dengan Kesadaran dan pemahaman yang benar akan hakikat dalam tujuan pendidikan. Para guru perlu menyadari bahwa tuntutan profesionalitas itu membutuhkan kerja keras, terutama dalam aktivitas mengajar, menggali informasi dari berbagai sumber, dan memodifikasi aneka strategi kreatif belajar-mengajar. Guru juga harus terus belajar (bukan hanya mengajar) agar dapat selalu meng-upgrade pengetahuannya sehingga dapat mengikuti dan menyiasati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peluang pemanfaatannya untuk memajukan proses belajar mengajar di kelas. Sertifikasi guru hendaknya menjadi suatu bentuk serta wujud totalitas dan kesungguhan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Guru tidak hanya cukup sekadar datang, mengajar, lalu pulang. Idealisme, semangat, dan kinerja yang tinggi disertai rasa tanggung jawab mesti menjadi ciri guru yang profesional. Bila sudah demikian, harapan akan terwujudnya kualitas pendidikan Indonesia yang maju bukan lagi impian, secara otomatis akan mengalami kemajuan yang berkesinambungan dan mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional.

Ujung-ujungnya kembali  menyarankan kepada Pemerintah, agar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, mengadakan pembaruan sistem dan metode yang didukung dengan pengawasan yang intensif di Sekolah, baik di pusat maupun di daerah.   Dan dalam pelaksanaannya, sebaiknya bisa mendukung untuk finansial Guru berdasarkan kebutuhannya untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Kemudian dalam rangka belajar bagi Guru, berharap kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas yang cukup untuk mengadakan pelatihan-pelatihan Guru di setiap lembaga pendidikan di Negeri tercinta ini, sehingga nawacita pendidikan pemerint akan melakukan perombakan sistem pendidikan secara besar-besaran di Indonesia, semoga programahan Jokowi yang dilengkapi dengan program-program unggulan pemerintah lebih memperhatikan pedidikan dan guru yang benar-benar profesional. Semoga Pendidikan di Indonesia semakin maju dan terus melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk kemajuan. Kemudian dalam meneruskan program sertifikasi Guru, hendaknya Pemerintah tidak mempersulit, baik dalam hal administrasi maupun insentifnya untuk menunjang majunya pendidikan di Indonesia.

Bodoh Dalam Hal Agama

Oleh Tantomi Simamora terbit di harian issue waspada medan 13 januari 2017

“ Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah).” (Q.S Al-An’am/6: 116).

Islam adalah agama yang sesuai dengan perkembangan zaman, tat kala umatnya tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, maka umat Islam akan menjadi bahan olol-olokan karena tidak mampu membangkitkan agamanya yang seharusnya terpatri di dalam jiwanya. Umat Islam saat ini banyak dihadapkan dengan berbagai ujian yang datang dari orang-orang yang tidak senang dengan kemajuan Islam, mulai dari pelecehan, pelemahan budaya Islam, bahkan sampai kepada penistaan agama yang menjadai trending topic saat ini.
Sepertinya Umat Islam harus cepat-cepat bangkit untuk meningkatkan tarap pemikirannya, terutama dalam menghadapi opini-opini yang bertujuan untuk menyudutkan Islam. Di era Globalisasi ini, umat Islam dituntut untuk bergerilya dan aktif di Media Sosial  untuk memenangkan perang opini, dengan mengundang umat Islam sebanyak-banyaknya dalam tujuan yang sama. Sebagai umat Islam tentu sudah menjadi suatu kewajiban, agar menolong para pimpinan Islam dari segala penjuru. Perang opini melalui medsos saat ini tidak bisa dianggap remeh, karena apabila umat Islam tertinggal, maka umat Islam akan lemah karena lari dari arena perang yang sebenarnya, bahkan bisa saja opini publik berbalik menyerang umat Islam.
Contoh kasus aliran dana GNPF MUI dan Sari Roti, telah menjadi bahan pembicaraan para netizen. Apabila umat Islam tidak paham dengan  informasi yang sebenarnya, malah akan menjadi opini pelemahan kepada para pemimpin Islam. Hingga saat ini, Perang pemikiran (Ghazwul Fikri) sangat gencar, terutama pada tingkat pemuda yang menjadi generasi bangsa.  Umat Islam harus benar-benar waspada pada rantai-rantai pelemahan pimpinan Islam.
Agama Islam tidak hanya mengkaji rutinitas ibadah, namun harus mengkaji secara keseluruhan, termasuk dalam urusan politik. Apabila umat Islam tidak mengikuti perkembangan politik, maka suatu saat nanti kita akan dipimpin oleh orang-orang diluar dari agama Islam yang berujung kepada kemunduran kemaslahatan ummat. Jika kita melihat sejarah kemunduran Dinasti Umayyah di Spanyol, salah satu yang menyebabkan kemundurannya adalah karena bodoh dalam hal agama, pengaruh umat Islam digantikan dengan pengaruh Nasrani yang menggerogoti para pemimpin Islam. Kemajuan umat Islam saat itu menitik beratkan kepada kemajuan militer, sehingga kemajuan Ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah terkikis oleh waktu, karena umat Islam tidak lagi serius memperhatikannya.
Berdasarkan masalah tersebut, setidaknya bisa menjadi kaca perbandingan bagi kita, agar dalam mengikuti perkembanan jaman ini, terutama dalam hal kepemimpinan, mesti dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan aqidah yang benar, karena umat Islam tidak akan pernah maju apabila tidak kembali kepada aqidah Islam yang hakiki. Kekuatan aqidah memiliki kekuatan yang luar biasa karena mendapatkan keridoan dari Allah SWT.
Cinta akan dunia juga telah membawa manusia ke alam kebodohan, sehingga umat Islam terlena dan dinina’boboin oleh Zaman yang penuh dengan fitnah. Padahal apabila kita terus mengejar dunia maka dunia pun akan menjauh, tetapi apabila kita mengejar akhirat, secara otomatis dunia akan mengikut dengan kita. Semangat dalam mengejar dunia, jangan sampai melupakan akhirat, karena pada hakikatnya, itulah yang membuat Umat Islam semakin bodoh karena melupakan landasan dari ajaran agama Islam yang sebenarnya, termasuk dalam perayaan Tahun baru yang sebentar lagi dilaksanakan. Kebodohan dalam agama ditandai dengan kegiatan Umat yang melakukan gaya hidup hura-hura pada saat perayaan Tahun Baru, karena lalai dalam urusan dunia, bukankah tidak sebaiknya pada saat Tahun baru, kita harus banyak melakukan intropeksi diri dengan amalan yang sudah kita capai pada tahun sebelumnya dan lazimnyalah sebagai orang muslim banyak berzikir untuk mengingat Allah serta berdoa, agar kedepan mendapat kebaikan yang lebih dari sebelumnya.
Namun tidak sedikit diantara umat islam, demi mendapatkan dunia, tidak sedikit diantara manusia yang melakukan hal-hal yang paling bodoh dalam agama. Mereka berani menutupi kebenaran yang sesungguhnya justru akan membawa dirinya kepada derajat yang paling hina dalam pandangan agama. hal inilah sebenarnya yang perlu dimusnahkan dari muka bumi ini, agar dalam perjalanan pemerintah yang adil bisa berjalan dengan baik.
Seharusnya umat Islam tidak pernah tergoda dengan rayuan materi apapun, berapa pun jumlah uang dari cukong, karena aqidah tidak untuk digadaikan dan iman tidak dapat dijual belikan. Terbukti pada zaman nabi Muhammad SAW, ketika Utbah ibnu Rabiah diutus oleh orang kafri qurays untuk membujuk nabi Nabi Muhammad SAW dengan harta, kedudukan dan jabatan, agar menghentikan dakwahnya, Rasululloh tidak mau dan menolak bujukan tersebut, karena dunia hanyalah sementara dan tidak akan menjamin kehidupan di akhirat.
kecerdasan umat Islam tidaklah diukur dari berapa banyak ilmu yang ia miliki, namun seberapa banyak ia mengamalkan ilmunya dalam kehidupannya sehari-hari. Umat Islam yang cerdas adalah Umat yang terus melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk menggapai sebuah peningkatan tarap pemikiran yang dilandasi dengan aqidah yang murni dan tulus karena mengharap ridonya Allah SWT.  Begitu juga sebaliknya, umat Islam yang bodoh adalah ketika ia tidak mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupannya dan memiliki tarap pemikiran yang rendah karena tidak didasari dengan aqidah yang hakiki.
Kebanyakan manusia yang tidak pro dengan Islam akan melakukan banyak hal untuk melemahkan keimanan umat Islam seperti yang pernah dihadapi nabi Muhammad SAW. Maka umat Islam dalam semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik maupun budaya harus mampu mengimbangi perkembangan zaman ini. Sebagai agama yang kuat dalam semua zaman, mestinya bisa lebih mampu untuk mempertahankan kekuatannya, tidak hanya dalam bidang ibadah saja, namun harus merangkum semua ilmu, termasuk yang paling penting adalah masalah kepemimpinan.

Sebagai kesimpulan, perang yang dihadapi umat Islam saat ini bukanlah perang fisik seperti pada zamannya Nabi, tetapi perang dalam pemikiran. Umat Islam dituntut untuk mampu dalam segala hal masalah yang menimpa Negeri tercinta ini. Jika umat Islam diperlukan untuk bergrilya dalam dunia Medsos, kenapa tidak? jihad fi sabilillah tidak hanya diperlukan untuk menghadapi perang secara fisik, namun jihad Umat Islam mesti berjuang untuk kebutuhan yang urgen dalam menggapai kemajuan Islam. Perang opini yang menjadi media paling berbahaya saat ini, hendaknya diikuti oleh semua umat Islam serta mengajak saudara seiman untuk membantu para pemimpin Islam yang terus konsisten berjuang pada jalan Allah SWT.